Bisnis.com, JAKARTA—PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) akan menerbitkan surat utang dan surat berharga komersial pada sisa tahun ini. Tujuan dari emisi ini adalah untuk mencari sumber pendanaan yang lebih murah dan memperbaiki struktur pendanaan perseroan.
Direktur Utama PPA Iman Rachman mengatakan perusahaan yang dipimpinnya bakal merilis medium term notes senilai Rp750 miliar dan surat berharga komersial senilai Rp100 miliar. MTN ini memiliki tenor 2 dan 3 tahun, sedangkan surat berharga komersial berjangka 1 tahun.
“Kami mencari pendanaan yang lebih murah dan mengubah struktur pendanaan, karena sekarang kebanyakan dari bank dan jangka waktunya pendek-pendek. Dengan pendanaan yang lebih murah, kami bisa bantu BUMN yang restrukturisasi dengan lebih murah juga,” ujarnya di Jakarta, Kamis (24/10/2019).
Iman menyebutkan untuk MTN akan dirilis bulan depan dan saat ini sedang dalam proses bookbuilding. Perseroan telah menunjuk Danareksa Sekuritas. Bunga untuk MTN bertenor 2 tahun ditawarkan berada di kisaran 9,5%--10,25%, sedangkan yang memiliki tenor 3 tahun ditawarkan dengan bunga sekitar 9,75%--10,5%.
Sementara itu, mengenai penerbitan surat berharga komersial, perseroan sedang memproses perizinan di Bank Indonesia. “Ini targetnya tahun ini juga,” sebutnya.
PPA merupakan BUMN yang memiliki tugas untuk melakukan restrukturisasi dan penyehatan BUMN atau BUMD, kegiatan investasi, pengelolaan aset, dan advisory. Perseroan memiliki beberapa anak perusahaan, yaitu PT PPA Finance, PT PPA Kapital, dan PT Nindya Karya.
Dari sisi kinerja, perseroan membukukan pendapatan usaha senilai Rp2,24 triliun atau naik 13,59% secara tahunan. Seiring dengan pertumbuhan pendapatan tersebut, laba bersih PPA juga naik 158% y-o-y menjadi Rp100,93 miliar.
Kontribusi pendapatan terbesar berasal dari jasa kontruksi dengan kontribusi 82,9%. Sektor ini dijalankan oleh Nindya Karya. Selain itu, sumber pendapatan lainnya berasal dari pendapatan hasil investasi, pendapatan bunga dan provisi, serta pendapatan dari jasa konsultan.
“Peningkatan pendapatan juga disumbang oleh kontribusi dua anak usaha, yaitu PPA Kapital yang telah melakukan investasi di beberapa investee company serta PPA Finance sebagai perusahaan multifinance, yang kinerjanya akan terus ditingkatkan,” kata Iman.
Sepanjang 2019, perseroan menargetkan pendapatan usaha senilai Rp9,81 triliun atau 43,83% lebih tinggi dari raihan 2018. Untuk laba bersih, dibidik senilai Rp520 miliar atau tumbuh 21,49% y-o-y.
Saat ini, perseroan melaksanakan restrukturisasi dari sejumlah perusahaan milik negara, yaitu PT Kertas Kraft Aceh (Persero), PT Industri Gelas (Persero), PT Survey Udara Penas (Persero), PT DI (Persero), PT PAL (Persero), juga PT Merpati Nusantara Airlines (Persero).
PPA mendapatkan penugasan untuk memastikan perusahaan tersebut dapat kembali sehat, baik dengan menerapkan model bisnis saat ini atau model bisnis baru, dengan atau tanpa investor.