Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penurunan Suku Bunga Tak Pengaruhi Capital Inflow di SBN

Direktur Surat Utang Negara Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Loto Srinaita Ginting mengatakan, penurunan suku bunga juga akan mengurangi imbal hasil (yield). Ia memperkirakan yield dari SBN Indonesia dapat menembus angka di bawah 7%.

Bisnis.com, JAKARTA - Penurunan suku bunga tidak akan mempengaruhi masuknya investasi melalui surat berharga negara (SBN).

Direktur Surat Utang Negara Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Loto Srinaita Ginting mengatakan, penurunan suku bunga juga akan mengurangi imbal hasil (yield). Ia memperkirakan yield dari SBN Indonesia dapat menembus angka di bawah 7%.

"Tetapi yield adalah biaya bagi pemerintah. Jadi seharusnya biayanya juga akan ikut menurun. Ini adalah salah satu keuntungannya," kata Loto saat ditemui di Jakarta pada Senin (21/10/2019).

Ia melanjutkan, pihaknya tetap optimistis capital inflow melalui instrumen SBN akan tetap tinggi. Pasalnya, rating surat utang Indonesia di mata lembaga pemeringkat dunia masih cukup baik.

Data dari lembaga pemeringkat Standard & Poor's (S&P) menempatkan rating Indonesia di posisi BBB. Predikat BBB juga didapat Indonesia pada lembaga pemeringkat Fitch.

Selain itu, tingkat inflasi di Indonesia sepanjang 2019 juga terkendali sesuai target yakni +/- 3,5%. Hal ini juga didukung oleh return investasi Indonesia yang terbilang baik dibandingkan dengan negara lain.

Meski optimistis, Loto mengatakan pihaknya juga mempertimbangkan faktor lain seperti sikap Investor. Mereka umumnya selalu melakukan perbandingan antara sejumlah instrumen investasi demi mendapatkan hasil maksimal.

"Pemerintah orientasinya kalau bisa tidak hanya pada portfolio investasi, tetapi bergerak ke instrumen yang lebih baik kualitasnya, yaitu penanaman modal asing," jelas Loto.

Data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan hingga awal Oktober 2019, penarikan utang melalui SBN secara bruto sudah mencapai Rp759,22 triliun atau 90,19% dari target sebesar Rp841,78 triliun.

Sementara itu secara neto, penarikan utang melalui SBN sudah mencapai Rp354,63 triliun atau 92,88% dari target yang mencapai Rp381,83 triliun.

Adapun rata-rata yield SBN bertenor 10 tahun saat ini mencapai 7,26%, sedikit menurun dibandingkan dengan angka pekan lalu yang sebesar 7,29%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper