Bisnis.com, JAKARTA — Pertumbuhan volume penjualan mobil PT Astra International Tbk. secara bulanan disebut sebagai sentimen positif terhadap laju saham emiten bersandi ASII itu.
Berdasarkan data Bloomberg, saham ASII ditutup menguat 250 poin atau 3,92 poin ke level Rp6.6.25 per saham pada akhir perdagangan, Kamis (17/10/2019).
Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan menjelaskan bahwa kendati sepanjang Januari 2019–September 2019 penjualan mobil Astra International masih terkoreksi 6,7%. Namun, penjualan September 2019 menunjukan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu.
Adapun penjualan mobil ASII pada September 2019 tercatat sebanyak 51.557 unit kendaraan, lebih tinggi 3,4% dibandingkan dengan realisasi penjualan pada September 2018 sebanyak 49.860 unit.
“Kenaikan saham hari ini lebih kepada surprise bahwa pada September ini sudah mulai membaik, karena growth 3,7% itu hasil yang baik sekali di tengah penjualan industri yang lemah,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (17/10/2019).
Dia menambahkan bahwa selain rilis data penjualan September 2019, saham ASII belum memiliki katalis positif lainnya yang dapat membuat kenaikan harga sahamnya hari ini.
Baca Juga
Pasalnya, sepanjang 13 hari perdagangan pada Oktober 2019, saham ASII tercatat ditutup pada zona merah pada 8 hari perdagangan dan hanya menguat pada 4 hari perdagangan, serta ditutup stagnan pada 1 hari. Sepanjang 1-17 Oktober 2019, ASII menguat tipis 0,31%.
“Kalau tren penurunan suku bunga pasar sudah ekspektasi itu sejak bulan lalu, tapi nyatanya pada Oktober saham ASII lebih banyak terkoreksi,” sebutnya.
Dia menilai penjualan mobil ASII hingga akhir tahun ini bisa tercatat stagnan dibandingkan dengan realisasi tahun lalu dengan melihat prospek penjualan mobil pada kuartal IV/2019.
Menurutnya, kinerja penjualan mobil pada kuartal IV/2019 dapat menutupi target tersebut karena masih banyak peluang penjualan mobil yang sebelumnya pada semester I/2019 masih tertahan.
“Saham ASII jika melihat yang telah tertekan sekitar 16%, harusnya kami melihat ruang untuk downside risk-nya kecil sekali. Potensi upside-nya masih cukup bagus. Jadi ASII masih rekomendasi beli,” jelasnya.
Penjualan Berpotensi Membaik
Kepala Riset Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan bahwa rilis data penjualan pada September tersebut direspons pelaku pasar modal karena hasil tersebut menunjukan potensi penjualan ASII yang akan menjadi lebih baik.
Menurutnya pelaku pasar berekspektasi pelemahan penjualan terus melanjut, namun hasil yang dirilis tersebut menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan penjualan Agustus yang lebih rendah.
“Jadi ini bisa menjadi katalis positif karena ada potensi untuk kinerja Astra ke depannya jadi lebih baik,” jelasnya.
Sementara itu, untuk harga saham ASII, Wawan menilai pada harga saat ini yakni Rp6.625 per saham masih dikategorikan pada harga yang murah karena sepanjang tahun berjalan 2019 ASII terkoreksi 19,45%. Adapun rasio harga terhadap laba (price to earnings ratio/PER) ASII di level 13,69 kali.
Selain itu, jika melihat fundamental perseroan yang baik, pada saat ini saham ASII sangat layak untuk dikoleksi.
“Ini cukup menarik, ini saat yang tepat buat investor untuk mengoleksi dengan target jangka pendek Rp7.000 hingga akhir tahun,” jelasnya.