Bisnis.com, JAKARTA - Sinyal positif negosiasi dagang Amerika Serikat dan China diproyeksi memberikan tenaga bagi pasar saham. Di sisi lain, kilau emas, yang merupakan aset safe haven, memudar.
Pada perdagangan akhir pekan lalu, indeks Dow Jones menguat 1,21% ke level 26.816,59. Sejalan dengan itu, indeks EIDO dan FTSE100 menghijau dengan kenaikan masing-masing 1,29% dan 0,84%.
Di dalam negeri, indeks harga saham gabungan (IHSG) memantul 1,36% ke level 6.105,8 pada akhir perdagangan Jumat (11/10/2019). Hari ini hingga pukul 10:59 WIB, IHSG menguat 30 poin atau 0,5 persen ke level 6.135,9.
Grafik pergerakan indeks Dow Jones, S&P500, dan IHSG sepanjang tahun berjalan 2019./Bloomberg
Head of Research Mirae Asset Sekuritas Hariyanto Wijaya menuturkan bursa saham AS ditutul menguat pada akhir pekan lalu karena ada terobosan terkait dengan hubungan dagang AS-China. Kondisi itu mendorong minat investor terhadap aset berisiko.
Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa dua negara tersebut telah menyetujui "fase kesepakatan yang sangat substansial". Trump berujar kesepakatan dapat diteken secepatnya pada bulan depan.
Seperti diketahui, AS telah menunda penerapan tarif impor terhadap produk-produk China senilai US$250 miliar. Di sisi lain, China membeli produk-produk pertanian AS, dan mengambil kebijakan terkait dengan kekayaan intelektual, jasa keuangan, dan mata uang yuan.
"Kami proyeksi IHSG akan diperdagangkan menguat pada hari ini sejalan dengan sentimen positif dari perkembangan negosiasi dagang AS-China," tulisnya dalam riset, Senin (14/10/2019).
Presiden AS Donald Trump berinteraksi dengan Presiden China Xi Jinping di Mar-a-Lago, Palm Beach, Florida, AS, 6 April 2017./.Reuters-Carlos Barria TPX
Hans Kwee, Direktur PT Anugerah Mega Investama, mengatakan pada Jumat (11/10/2019), pasar diwarnai sentimen positif harapan lahirnya kesepakatan damai perang dagang antara AS dan China.
Pekan ini, lanjut Hans, pasar masih akan diwarnai oleh berita perang dagang. Pasar keuangan dunia masih tetap perlu berhati-hati akibat seringnya terjadi kegagalan negosiasi dagang kedua negara.
"Biarpun optimisme cukup tinggi pada pekan lalu, tetapi perbedaan kedua negara masih sangat banyak dan besar. Diyakini Presiden Trump akan berupaya mencari solusi damai untuk menghindarkan AS dari resesi ekonomi apalagi Amerika menjelang pemilu," tulisnya.
Selain itu, pasar juga akan dibayangi harapan penuruan suku bunga oleh The Fed. Harapan pasar naik dari 53% menjadi 85% pada bulan ini. Rilis angka inflasi konsumen AS September yang tidak banyak berubah memberikan harapan terjadi pemotongan suku bunga.
"Presiden Trump juga memberikan tekanan pada pejabat Fed untuk menurunkan suku bunga. Hal ini diharpakan mampu mendorong perekonomian AS dan menaikan popularitas pemerintah."
Dari dalam negeri, Hans menyoroti momentum laporan keuangan emiten kuartal III/2019 sebagai sentimen yang akan mempengaruhi pasar. Menurutnya, laba korporasi mungkin mengalami perlambatan akibat kondisi ekonomi yang menurun.
Anugerah Mega Investama memperkirakan IHSG akan menguat dengan support 6.033 sampai 5.988 dan resistan di level 6.154 sampai 6.230.
Di pasar komoditas, kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember turun US$12,2 atau 0,81 persen dan ditutup di level US$1.488,7 per ounce pada akhir perdagangan Jumat (11/10/2019).
Logam mulia itu melanjutkan koreksi hari sebelumnya saat emas bergerak turun US$11,9 atau 0,79 persen ke level US$1.500,9 per ounces.
Harga emas biasanya bergerak berlawanan arah dengan pasar saham AS. Ketika pasar saham sedang naik, investor mengalihkan dana-dananya dari aset safe haven ke aset berisiko.
Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 9.59 WIB, harga emas di pasar spot melemah 0,16% menjadi US$1.486,6 per troy ounce. Sementara itu, harga emas berjangka untuk kontrak Desember 2019 di bursa Comex bergerak menguat 0,11% menjadi US$1.490,3 per troy ounce.
Pergerakan harga emas di pasar spot secara year-to-date./Bloomberg
Jake Lloyd-Smith dari Asia Metals & Mining Singapura berpendapat ucapan Donald Trump tidak akan membuat emas tergelincir dari jalur menuju level tertinggi pada tahun ini.
"Masih banyak isu yang sulit untuk dipecahkan oleh Washington dan Beijing. Saat ini, mereka harus membatas tentang semua tarif yang berlaku dan ancaman tarif yang diungkapkan AS," ujarnya seperti dikutip Bloomberg, Senin (14/10/2019).
Menurutnya, emas masih berpeluang menuju level harga US$1.600 per troy ounce sejalan dengan pelambatan pertumbuhan ekonomi global, langkah bank sentral memangkas suku bunga, dan performa pasar saham yang mengecewakan.