Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Kopi di Brasil Terpantau Cerah, Harga Melemah

Pohon kopi di seluruh negara bagian penghasil top Brasil, Minas Gerais, mekar minggu ini. Hal itu menandai pembungaan besar pertama untuk tanaman kopi Brasil baru yang dapat menunjukkan ukuran produksi tahun depan.
Petani mengolah biji kopi /Antara-Novrian Arbi
Petani mengolah biji kopi /Antara-Novrian Arbi

Bisnis.com, JAKARTA – Pohon kopi di seluruh negara bagian penghasil top Brasil, Minas Gerais, mekar minggu ini. Hal itu menandai pembungaan besar pertama untuk tanaman kopi Brasil baru yang dapat menunjukkan ukuran produksi tahun depan.

Seperti dikutip dari Reuters, petani dan analis berbagi foto dan video hasil panen mereka, dengan pohon-pohon penuh bunga atau kuncup bunga. Ahli agronomi mengatakan bahwa pembungaan yang baik, cukup dan seragam, diikuti oleh kelembaban yang cukup dan suhu yang ringan, dapat menghasilkan produksi yang baik.

"Secara umum, pembungaan itu baik, tetapi kami cemas tentang hujan berikutnya dan berdoa agar suhu tetap normal," kata Mariana Caetano, chief operating officer di Guima Cafés, produsen kopi yang dikendalikan oleh bank Brasil BMG.

Dia mengatakan bahwa perusahaan telah menjaga pohon tetap sehat dengan menggunakan irigasi tetes. Reservoir semakin menipis, dan Caetano tidak yakin apakah level irigasi dapat dipertahankan jika hujan turun.

Paulo Piancastelli, yang mengelola 210 hektar kebun kopi di wilayah Triangulo Mineiro, mengatakan pembungaan cukup positif.

“Kami para petani akhirnya berbagi foto terbaik yang kami ambil, di tempat-tempat di mana ada lebih banyak bunga, yang cantik. Dengan begitu, kami memberi tekanan lebih pada harga, ” katanya.

Faktanya, harga kopi arabika turun minggu ini di New York, dengan para pedagang berkomentar tentang pembungaan, yang dapat menyebabkan panen besar tahun depan di produsen terbesar dunia jika kondisi cuaca memadai.

Sementara itu harga kopi di ICE New York menguat tipis 0,59% atau 0,55 poin ke posisi US$94,05 sen per pon. Namun secara tahunan, harga tersebut jauh dari level US$112,90 sen per pon pada Oktober tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper