Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah Arab Saudi menyatakan produksi minyak telah pulih sepenuhnya pascaserangan terhadap fasilitas minyak Saudi Aramco dan kini fokus pada listing perusahaan minyak tersebut.
“Kapasitas produksi minyak mentah kerajaan sekarang 11,3 juta barel per hari," kata Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman dalam sebuah konferensi energi di Moskow, Rusia, seperti dilansir dari Reuters, Jumat (4/10/2019).
Dia menambahkan serangan tersebut merupakan upaya merusak reputasi Arab Saudi sebagai produsen minyak yang andal dan aman.
Serangan pesawat tanpa awak menyerang fasilitas Saudi Aramco di Abqaiq dan Khurasi pada 14 September 2019, menyebabkan kebakaran dan kerusakan di lokasi tersebut sekaligus mengerek harga minyak dunia. Serangan tersebut memangkas produksi minyak Arab Saudi hingga 5,7 juta barel per hari, atau lebih dari 5 persen pasokan minyak global.
Arab Saudi mengklaim telah berhasil mempertahankan pasokan ke pelanggan mereka di tingkat yang sama seperti sebelum serangan terjadi. Caranya, dengan menarik persediaan minyak yang sangat besar dan menawarkan nilai minyak mentah jenis lainnya.
Pangeran Abdulaziz melanjutkan kini, salah satu tantangan bagi negaranya adalah listing Saudi Aramco. Perusahaan tersebut menjadi pusat dari rencana Arab Saudi untuk mereformasi ekonomi dan melakukan diversifikasi pendapatan negara.
Baca Juga
"Kami ingin memastikan bahwa itu adalah Initial Public Offering (IPO) paling sukses," ujarnya.
Menurut Pangeran Abdulaziz, Arab Saudi sedang berupaya mendiversifikasi sumber daya energinya dan menambah porsi energi terbarukan serta tenaga nuklir.
Sumber Reuters yang tidak disebutkan namanya mengungkapkan para bankir dari sekitar 20 lembaga keuangan internasional dan domestik kini sedang mengerjakan rencana untuk menjual sekitar 1-2 persen saham Saudi Aramco pada 2020-2021 di Riyadh, sebelum listing secara internasional.