Bisnis.com, JAKARTA - Yen bertahan di dekat level tertinggi dalam satu bulan terakhir terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis (3/10/2019) dipicu kekhawatiran pasar akibat melemahnya ekonomi AS mendorong dana lindung nilai untuk mengurangi posisi buy pada greenback.
Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 17.57 WIB, yen masih bergerak menguat 0,07% menjadi 107,1 yen per dolar AS. Pada perdagangan sebelumnya, yen sempat menyentuh level tertinggi satu bulan di 106,97 yen per dolar AS.
Ahli Strategi Valas Credit Agricole London Manuel Oliveri mengatakan bahwa ekspektasi bahwa ekonomi AS akan terus mengungguli ekonomi utama lainnya mereda setelah data manufaktur AS periode September dirilis ke level terendahnya dalam lebih dari 10 tahun terakhir.
Hal tersebut mendorong harapan pasar bahwa Bank Sentral AS akan kembali melakukan pemangkasan suku bunga acuannya pada tahun ini. Sebelumnya, The Fed telah melakukan pemangkasan suku bunga acuan dua kali berturut-turut dengan total pemotongan sebesar 50 basis poin.
Saat ini, investor menanti laporan ketenagakerjaan AS yang akan dirilis akhir pekan ini untuk mengkonfirmasi atau memadamkan kekhawatiran pasar terhadap ancaman resesi AS.
"Penghindaran risiko secara luas meningkat yang telah dipicu oleh pelemahan dalam data ISM awal pekan ini," kata Oliveri seperti dikutip dari Reuters, Kamis (3/10/2019).
Baca Juga
Dalam beberapa perdagangan terakhir, dolar AS telah menguat karena investor telah menambahkan posisi long atau buy terhadap greenback didorong ekspektasi bahwa ekonomi utama lainnya yang dipimpin oleh Eropa akan berperforma lebih buruk dari AS.
Akibatnya, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang mayor sempat menyentuh level tertingginya di sekitar 99,5.
Namun, pada perdagangan kali ini penguatan dolar AS telah mereda, dengan indeks dolar AS kini hanya bergerak menguat 0,05% menjadi 99,066.