Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Eropa mematahkan relinya dan mengakhiri perdagangan Selasa (1/10/2019), di zona merah setelah rilis data manufaktur yang mengecewakan di Amerika Serikat (AS) kembali memunculkan kekhawatiran perlambatan pertumbuhan.
Berdasarkan data Reuters, indeks Stoxx Europe 600 ditutup melorot 1,3 persen setelah data manufaktur AS berkontraksi untuk bulan kedua pada September. Data ini juga memukul pergerakan saham-saham di AS.
Rilis data tersebut menambah kerisauan investor yang sudah terbebani kontraksi aktivitas manufaktur di zona euro dengan laju tertajam dalam hampir tujuh tahun.
“Mengingat indikator-indikator ekonomi di zona euro telah lemah baru-baru ini, data AS itu memunculkan kekecewaan yang lebih besar bagi investor karena pertumbuhan ekonomi AS diperkirakan akan rebound,” terang Hubert de Barochez, ekonom pasar dengan Capital Economics.
Seluruh sektor utama di Eropa bergerak di wilayah negatif, sedangkan bursa saham Jerman dan Prancis masing-masing melemah lebih dari 1 persen.
Di sisi lain, penurunan dalam indeks FTSE 100 London dibatasi oleh pelemahan nilai tukar pound sterling menjelang penyampaian proposal oleh Perdana Menteri Inggris Boris Johnson untuk amandemen perjanjian Brexit. Pelemahan nilai tukar pound sterling cenderung menjadi pertanda baik bagi eksportir dalam indeks.
Menambah sentimen negatif, saham-saham yang terkait dengan Hong Kong dan Asia, seperti Standard Chartered, HSBC, dan LVMH melemah antara 0,8 persen dan 2,5 persen.
Saham-saham tersebut telah menghadapi tekanan sejak awal musim panas karena aksi protes pro-demokrasi yang berkepanjangan hingga empat bulan di Hong Kong. Pergerakannya kemudian melemah menyusul laporan bahwa seorang demonstran di Hong Kong telah tertembak.
Polisi Hong Kong dilaporkan menembak seorang remaja berusia 18 tahun di tengah aksi unjuk rasa besar-besaran yang berlangsung pada Selasa (1/10). Ini menjadi insiden pertama kali seorang demonstran terkena amunisi langsung dari pihak polisi.
Komisaris kepolisian Hong Kong Stephen Lo mengatakan bahwa remaja yang ditembak oleh seorang petugas dalam suatu bentrokan itu dalam keadaan sadar ketika dibawa ke rumah sakit.
Sementara itu, saham-saham perawatan kesehatan seperti AstraZeneca turun 1,7 persen setelah Food and Drug Administration AS menolak persetujuan untuk perawatan paru-paru perokok yang dikembangkan oleh produsen obat ini.
Adapun saham produsen roti Inggris, Greggs, melorot 12,5 persen setelah melaporkan pertumbuhan penjualan triwulanan yang lebih lambat dan memperingatkan kenaikan tekanan biaya.
Meski demikian, saham perusahaan penerbangan seperti Ryanair, International Consolidated Airlines dan Air France-KLM mampu menguat setelah Bank of America Merrill Lynch mengembalikan rating "beli" pada saham tersebut dan memberikan pandangan positif untuk sektor ini.
Penguatan itu ditambah komentar dari penasihat perdagangan AS Peter Navarro, yang menolak laporan bahwa Gedung Putih berusaha untuk delisting perusahaan-perusahaan China dari bursa AS, sempat membantu indeks saham menyentuh level tertinggi dua bulan di awal perdagangan, sebelum berbalik melemah.