Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Eropa berhasil ditutup menguat pada perdagangan Senin (30/9/2019), didorong penguatan di bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) dan pelemahan nilai tukar euro.
Dengan menguatnya bursa saham AS yang ditopang saham Apple, investor tampaknya mengabaikan kekhawatiran tentang perkembangan terbaru konflik perdagangan AS-China dan tarif AS terhadap impor asal Eropa.
Berdasarkan data Reuters, indeks Stoxx Europe 600 ditutup naik 0,4 persen sekaligus mengakhiri bulan September dengan kenaikan sebesar 3,4 persen, kenaikan bulanan terbaik sejak Juni.
Indeks saham acuan kawasan Eropa ini naik hampir 2 persen pada kuartal ketiga dan membawa kenaikan sepanjang tahun berjalan menjadi sekitar 16 persen.
“Pergerakan saham sebagian besar positif menjelang penutupan karena kekhawatiran pedagang tentang situasi perdagangan AS-China sedikit berkurang,” ujar David Madden, seorang analis pasar di CMC Markets UK.
Indeks saham blue-chip zona Euro ikut naik 0,7 persen seiring dengan menguatnya saham perusahaan-perusahaan yang memperoleh pendapatan dalam dolar AS, setelah nilai tukar euro melemah akibat kekhawatiran tentang pertumbuhan zona euro.
Menurut sumber terkait, lembaga-lembaga ekonomi terkemuka di Jerman telah merevisi turun perkiraan pertumbuhan negara berekonomi terbesar di Eropa itu untuk tahun ini.
Pada Senin (30/9) pula rilis data menunjukkan inflasi tahunan Jerman secara tak terduga melambat untuk bulan ketiga berturut-turut pada September.
Namun Carsten Brzeski, kepala ekonom di ING Jerman mengatakan inflasi yang lebih rendah menunjukkan bahwa efek negatif yang ditakuti dari krisis manufaktur ke seluruh perekonomian Jerman belum terwujud.
"Lebih baik lagi, konsumsi swasta akan mendapat manfaat dari tingkat inflasi yang lebih rendah dalam beberapa bulan mendatang," tambahnya.
Indeks DAX Jerman pun mampu membukukan kenaikan untuk sesi ketiga berturut-turut dengan menguat 0,4 persen pada Senin (30/9).
Penguatan pasar ekuitas sepanjang September pada umumnya didukung langkah pelonggaran moneter oleh Bank Sentral Eropa (ECB) dan Federal Reserve AS, serta harapan resolusi perang perdagangan.
Tetapi kenaikannya kemudian telah melambat secara substansial dari 12 persen yang dibukukan oleh bursa saham Eropa pada kuartal pertama tahun ini, karena terbebani kekhawatiran tentang kesehatan ekonomi zona euro dan perdagangan.