Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Moody's Sematkan Outlook Negatif untuk Agung Podomoro Land (APLN)

Outlook negatif yang diberikan kepada PT Agung Podomoro Land Tbk. (APLN) merupakan refleksi Moodys terhadap likuiditas perseroan yang akan melemah selama 12-18 bulan ke depan.
Moody's Investor Service/Bloomberg
Moody's Investor Service/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan pemeringkat Moody’s Investor Service mengkonfirmasi peringkat B2 untuk emiten properti PT Agung Podomoro Land Tbk. (APLN).

Peringkat tersebut juga berlaku bagi anak usahanya APL Realty Holdings Pte. Ltd. yang telah menerbitkan senior notes sebesar US$300 juta dengan bunga 5,95% yang akan jatuh pada 2024.

Moody's memberikan peringkat outlook negatif kepada perseroan dari sebelumnya under review for downgrade.

"Peringkat B2 untuk Agung Podomoro Land mencerminkan bahwa perusahaan telah dapat mengatur refinancing secara signifikannya dalam 6 bulan ke belakang," tulis Jacintha Poh Vice President dan Senior Credit Officer Moody dalam keterangan resmi, Selasa (1/10/2019).

Poh menambahkan outlook negatif yang diberikan kepada emiten berkode saham APLN itu merupakan refleksi Moodys terhadap likuiditas perseroan yang akan melemah selama 12-18 bulan ke depan.

Pasalnya, perseroan akan dihadapkan pada risiko refinancing karena fasilitas pinjaman yang baru digalang akan jatuh tempo pada Maret 2021.

Peringkat B2, lanjutnya, juga mencerminkan perusahaan properti tersebut memiliki basis pendapatan berulang yang kuat. Pada semester I/2019, misalnya, pendapatan berulang perusahaan menyumbang 33% dari total pendapatan atau sekitar Rp1,5 triliun. Moody's memperkirakan arus kas berulang dapat meng-cover 0,8 kali beban bunga.

“Selama 12-18 bulan ke depan, Moody's mengharapkan pos pendapatan berulang dapat tumbuh sekitar 10%, sebagian besar didorong oleh pembukaan baru mal ritel di Medan dan hotel di Bandung. Moody's memperkirakan cakupan arus kas berulang dari beban bunga juga akan tetap pada 0,8 kali,” katanya.

Menurut Poh, Agung Podomoro Land berencana untuk menjual salah satu aset properti di Jakarta pada paruh kedua 2019. Sebagian dari hasil penjualan, lanjutnya, akan dipakai untuk mengurangi utang dan mendukung peningkatan dalam metrik likuiditas dan kredit. Namun penjualan dapat mengalami keterlambatan.

Moodys memproyeksikan kemungkinan tidak akan ada peningkatan peringkat bagi APLN dalam 12-18 bulan ke depan.

Kendati demikian, peringkat APLN dapat membaik jika perusahaan mampu meningkatkan likuiditasnya sehingga saldo kas dan komitmen fasilitasnya cukup untuk memenuhi kebutuhan kas operasi dan utang pembayaran kembali untuk 12-18 bulan ke depan.

Sebelumnya, APLN juga baru saja menerima fasilitas pinjaman dengan jumlah sebesar US$127 juta yang setara dengan Rp1,799 triliun. Fasilitas tersebut akan digunakan untuk melunasi Obligasi Berkelanjutan I Tahap IV Tahun 2015 (APLN01CN3) sebesar Rp99 miliar dan Obligasi Berkelanjutan I Tahap III Tahun 2014 (APLN01CN4) dengan nilai pokok Rp451 miliar.

Dalam keterbukaan informasinya, APLN bakal membayar bunga dan tambahan insentif sebesar Rp14 miliar untuk APLN01CN4, serta tambahan bunga dan insentif sebesar Rp2,7 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper