Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PP Presisi (PPRE) Raih Kontrak Baru Rp2,7 Triliun per Agustus 2019

Raihan nilai kontrak baru itu setara dengan 46,55% dari target yang dibidik PT PP Presisi Tbk. pada tahun ini sebesar Rp5,8 triliun.
Direktur PT PP Presisi Tbk Hasanin Ade Putra (dari kiri) berbincang dengan Direktur Utama Iswanto Amperawan, Direktur Benny Pidakso dan Direktur Independen Arief Subyandono, seusai RUPS Tahunan di Jakarta, Kamis (5/4/2018)./JIBI-Abdullah Azzam
Direktur PT PP Presisi Tbk Hasanin Ade Putra (dari kiri) berbincang dengan Direktur Utama Iswanto Amperawan, Direktur Benny Pidakso dan Direktur Independen Arief Subyandono, seusai RUPS Tahunan di Jakarta, Kamis (5/4/2018)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA—PT PP Presisi Tbk. membukukan nilai kontrak baru senilai Rp2,7 triliun per Agustus 2019. Perseroan tetap optimistis bisa mencapai target Rp5,8 triliun pada akhir tahun.

Iswanto Amperawan, Direktur Utama PP Presisi, mengatakan kontrak baru hingga bulan kedelapan tersebut sebagian besar berasal dari proyek Trans Sumatra Toll Road : Indrapura - Kisaran senilai Rp1,6 triliun, Trans South Road Lot 9-South Java (ruas Balekambang-Kedungsalam) senilai Rp175 miliar, Overlay bandara Mingkabau senilai Rp75,8 miliar, Patimban Port (cement deep mixing) senilai Rp115 miliar, serta Bendungan Manikin senilai Rp260 miliar.

Iswanto menyatakan raihan nilai kontrak baru itu setara dengan 46,55% dari target tahun ini. Kendati belum menyentuh 50%, perseroan berkode saham PPRE itu optimistis dapat mengantongi tambahan kontrak baru pada kuartal IV/2019.

Dia menyampaikan kondisi ekonomi global yang belum kondusif imbas dari perang dagang serta tertundanya pelaksanaan proyek, sangat berpengaruh terhadap sektor konstruksi.

Keyakinan emiten berkode saham PPRE untuk mencapai target kontrak baru senilai Rp5,8 triliun mengacu pada potensial feeding yang akan didapat dari induk usahanya, PT PP (Persero) Tbk. Proyeksi nilainya mencapai Rp4 triliun hingga Rp4,7 triliun.

Proyek-proyek tersebut antara lain jalan tol Semarang-Demak, smelter feronikel di Kolaka, Sulawesi Tenggara, smelter alumina di Mempawah, Kalimantan Barat, pembangkit listrik serta beberapa bendungan (bendungan Way Apu-Maluku, bendungan Bener-Purworejo, Jawa Tengah, bendungan Tamblang-Bali, serta bendungan Lau Simeme- Deli Serdang, Sumatera Utara).

“Proyek-proyek tersebut sudah didapatkan oleh PT PP selaku induk usaha dan tinggal menunggu proses feeding kepada PPRE,” jelasnya, Rabu (25/9/2019).

PPRE juga sedang giat mengikuti beberapa tender proyek yang berasal dari dana APBN maupun swasta. Proyek yang bersumber dari dana APBN diantaranya pembangunan jalan nasional, sedangkan tender proyek dari swasta adalah pembangunan jalan dan infrastruktur pertambangan di Kalimantan.

Dalam rangka untuk meningkatkan utilitas peralatan, PPRE juga sedang melakukan proses penjajakan untuk pekerjaan penambangan nikel di Sulawesi Tenggara. Langkah PPRE untuk masuk ke penambangan nikel sejalan dengan tren harga logam ini yang sedang tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper