Bisnis.com, JAKARTA — PT Sinarmas Sekuritas telah mengantongi dua mandat penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO) untuk diproses menjelang akhir 2019.
Direktur PT Sinarmas Sekuritas Kerry Rusli mengungkapkan bakal ada 1—2 IPO lagi yang emisi efeknya akan dijamin oleh perseroan pada kuartal IV/2019.
“Di kami, mungkin ada 1—2 IPO lagi, setelah listing Rabu (25/9/2019), sampai akhir tahun,” ungkapnya di Jakarta, Senin (23/9).
Pada awal pekan ini, Sinarmas Sekuritas telah membawa PT Optima Prima Metal Sinergi Tbk. (OPMS) melantai di bursa. Selanjutnya, perseroan juga akan mengantarkan PT Nusantara Almazia Tbk. menyusul sebagai perusahaan tercatat pada Rabu (25/9).
Kerry pun yakin target IPO dari Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu lebih banyak dari IPO tahun lalu sebanyak 57 emiten, dapat tercapai pada tahun ini. Pasalnya, ada cukup waktu untuk merealisasikannya dan tentu ada banyak pula pipeline IPO dari perusahaan sekuritas lain.
“Saya rasa dari September sampai Desember masih ada, saya cukup optimistis. Melihat penjamin pelaksana bukan saya saja, dari sekuritas lain juga banyak,” imbuhnya.
Adapun nilai emisi dua IPO yang akan diproses oleh Sinarmas Sekuritas nantinya tidak akan terlalu besar yaitu sekitar Rp100 miliar — Rp200 miliar. Kerry menuturkan salah satu calon emiten tersebut kemungkinan baru akan listing pada tahun depan.
Lebih lanjut, calon emiten pun diperkirakan bakal ramai yang menggunakan buku audit September 2019 untuk bisa mencatatkan sahamnya pada awal tahun depan.
Menurutnya, salah satu kendala dalam mengajak perusahaan go public adalah ketidakpahaman perusahaan mengenai persyaratan dan manfaat menjadi perusahaan terbuka. Misalnya, masih banyak perusahaan yang khawatir aset dan labanya tidak sesuai dengan persyaratan.
Padahal, bursa telah menyediakan alternatif berupa papan akselerasi untuk perusahaan kecil seperti Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk go public lewat pencatatan di papan akselerasi.
Sejauh ini, Sinarmas Sekuritas belum pernah mengantarkan perusahaan yang akan mencatatkan saham di papan akselerasi.
“Kemarin sudah ada, tetapi ternyata tidak memenuhi. Mungkin masuknya tetap ke papan pengembangan. Kan papan akselerasi dilihat dari Peraturan OJK (POJK) 53 dan 54, ternyata setelah dilihat kondisi asetnya sudah melebihi dan lebih cocok ke pengembangan,” terang Kerry.
Baca Juga
Peraturan yang dimaksudnya adalah POJK Nomor 53/POJK.04/2017 tentang Pernyataan Pendaftaran dalam Rangka Penawaran Umum dan Penambahan Modal dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu oleh Emiten dengan Aset Skala Kecil atau Emiten dengan Aset Skala Menengah serta POJK Nomor 54/POJK.04/2017 tentang Bentuk dan Isi Prospektus dalam Rangka Penawaran Umum dan Penambahan Modal dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu oleh Emiten dengan Aset Skala Kecil atau Emiten dengan Aset Skala Menengah.
Sementara itu, untuk obligasi, Sinarmas Sekuritas telah memiliki 2 mandat penerbitan Medium Term Notes (MTN) dan 1 obligasi yang juga akan diproses menjelang akhir tahun ini. Adapun nilai emisi untuk obligasi berkelanjutan diperkirakan mencapai Rp750 miliar.
Dia menilai emiten memang lebih banyak menerbitkan obligasi berkelanjutan karena belum tentu perusahaan membutuhkan dana besar pada satu waktu.