Bisnis.com, JAKARTA — PT Victoria Sekuritas Indonesia siap membawa dua perusahaan untuk mencatatkan saham di pasar modal lewat penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO).
Direktur PT Victoria Sekuritas Indonesia Wisnu Widodo mengungkapkan, calon emiten tersebut bergerak di sektor infrastruktur tambang dan properti.
“Pipeline IPO saham ada 2 dan IPO obligasi ada 1 sampai dengan akhir tahun 2019,” kata Wisnu kepada Bisnis, Selasa (17/9/2019).
Selain itu, Wisnu menambahkan, pihaknya juga tengah menjajaki peluang membawa IPO peruahaan rintisan atau startup.
Adapun, Wisnu menilai industri IPO saham pada tahun ini masih on track sesuai dengan yang ditargetkan. Pada kuartal III/2019 dan kuartal IV/2019 ini, telah banyak calon emiten yang masih melakukan proses administrasi untuk mendapatkan Surat Efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk dapat listing di BEI.
“Sampai dengan September 2019 (ytd), akan tercatat 37 emiten di BEI atau kondisi yang tidak jauh berbeda dengan jumlah emiten yang listing pada kuartal III/2018 (ytd). Artinya secara industri, penerbitan IPO saham tetap semarak pada 2019 ini,” jelas Wisnu.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2019, tercatat pendapatan Victoria Sekuritas Indonesia senilai Rp18,35 miliar, turun 7,18% dari posisi Rp17,12 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Dari sisi kontributor pendapatan, hanya pendapatan kegiatan penjaminan emisi dan penjualan efek yang turun, yaitu sebesar 27,15% menjadi Rp7,03 miliar dari sebelumnya Rp9,65 miliar.
Wisnu mengatakan, bisnis underwriting dan advisory perseroan pada paruh pertama tahun ini masih atraktif seperti periode yang sama pada tahun lalu .yang ditandai dengan jumlah proyek yang diselesaikan tak jauh berbeda.
Sepanjang semester I/2019, Victoria Sekuritas telah menyelesaikan 2 proyek IPO saham dan obligasi, 2 proyek advisory, 1 proyek arranger NCD (Negotiable Certificate Of Deposit), dan 1 proyek arranger MTN (Medium Term Note) untuk mendukung kebutuhan pendanaan para klien.
“Pendapatan sedikit menurun, terutama disebabkan nilai penerbitan efek dalam hal ini nilai obligasi yang klien kami terbitkan di semester I/2019 berkurang besaran nilainya dibandingkan dengan penerbitan Obligasi pada semester I/2018,” tutur Wisnu.
Berkurangnya nilai yang diterbitkan tersebut, lanjut Wisnu, lebih disebabkan oleh perhitungan kebutuhan dana serta strategi emiten dalam melihat kondisi suku bunga yang optimal. Dengan demikian, nilai penerbitan obligasi yang dijamin emisinya oleh Victoria Sekuritas berdampak terhadap fee segmen underwriting perseroan.