Bisnis.com, JAKARTA – Berita mengenai margin laba bersih emiten kabel dan target pertumbuhan penjualan PT Optima Prima Metal Sinergi Tbk. (OPMS) menjadi topik halaman market edisi harian Bisnis Indonesia, Selasa (24/9/2019).
Berikut perincian topiknya:
Margin Emiten Kabel Makin Tebal. Margin laba bersih emiten kabel yang menebal pada semester I/2019 diperkirakan berlanjut pada paruh kedua tahun ini seiring dengan pelemahan harga tembaga dan aluminium sebagai bahan baku sehingga dapat menekan biaya produksi. Berdasarkan data Bloomberg, harga aluminium di bursa London melemah 0,28% menjadi US$1.795 per ton pada perdagangan yang ditutup Jumat (20/9).
MI Optimalkan Aset Dasar Obligasi. Para manajer investasi tengah mengoptimalkan racikan portofolio produk reksa dana pendapatan tetap seiring dengan tren penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia. Hal itu dilakukan agar produk reksa dana yang beraset dasar obligasi ini tidak kalah menarik dengan produk investasi lain yang turut mendapat berkah di era suku bunga rendah.
Volume OB DEWA Naik 11,78%. Emiten jasa konstruksi PT Darma Henwa Tbk. (DEWA) telah merealisasikan pengupasan lapisan tanah atau overburden removal sebanyak 12,36 juta bank cubic meter (bcm) pada Agustus 2019. Sekretaris Perusahaan Darma Henwa Mukson Arif Rosyidi mengatakan jumlah tersebut meningkat 11,78% dibandingkan dengan realisasi overburden removal (OB) pada Juli sebesar 11,06 juta bcm.
Pundi-Pundi Baru Emiten Media. Ragam konten digital di layar gawai kian menggeser dominasi televisi sebagai sarana hiburan utama di rumah-rumah. Emiten media televisi pun bertransformasi untuk menyesuaikan perkembangan media digital. Perubahan perilaku konsumen pada akhirnya mendorong pengusaha media berbenah.
OPMS Incar Kenaikan 30%. Usai resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada Senin (23/9), PT Optima Prima Metal Sinergi Tbk. mengincar pertumbuhan penjualan besi scrap 30% pada tahun ini. “Peluang besi scrap sangat besar. Apalagi di tengah kebutuhan proyek infrastruktur yang tinggi dan ketergantungan impor bahan baku untuk industri baja,” kata Direktur Utama Optima Prima Metal Sinergi Meilyna Widjaja usai IPO pada Senin (23/9).