Bisnis.com, JAKARTA — PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. enggan memberikan komentar terhadap rumor yang berkembang di pasar saat ini terkait isu merger dompet digital DANA dan OVO.
Mengutip Reuters, dikabarkan saat ini pihak Grab yang memiliki dompet digital OVO tengah dalam pembicaraan untuk membeli mayoritas saham DANA yang merupakan dompet digital di bawah emiten bersandi saham EMTK tersebut.
Wakil Presiden Direktur Elang Mahkota Teknologi Sutanto Hartono menyampaikan bahwa pihaknya tidak memberikan respons terhadap rumor yang ada di pasar.
“Kami tidak memberikan respons terhadap rumor dan spekulasi,” kata Sutanto kepada Bisnis, Kamis (12/9/2019).
Dalam ajang perebutan pangsa pasar pembayaran online di ekonomi terbesar Asia Tenggara ini, Grab dikabarkan ingin mengalahkan Gojek lewat merger OVO dengan DANA. Sejak tahun lalu, persaingan Grab dan Gojek memang semakin kompetitif.
Adapun, Grab dan Gojek merupakan dua perusahaan rintisan yang memiliki valuasi masing-masing senilai US$14 miliar dan US$10 miliar. Keduanya bersaing di area layanan keuangan, e-commerce, ride-hailing, dan pengantar makanan.
Baca Juga
Mengutip sumber Reuters, pembicaraan merger antara OVO dan DANA tersebut masih privat dan berada dalam tahap awal. Grab dan OVO pun menolak untuk memberikan komentar.
Lebih lanjut, kesepakatan tersebut juga masih belum jelas nilainya. Berdasarkan data Finance Asia yang dikutip sumber Reuters, valuasi terbaru OVO adalah senilai US$2,9 miliar. Sementara itu, valuasi DANA belum diketahui.
“Struktur keseluruhan dari kesepakatannya akan membutuhkan negosiasi dengan bank sentral masing-masing negara karena ada aturan kepemilikan asing,” kata sumber Reuters tersebut.
Kabar merger ini mencuat tak lama setelah SoftBank Group Corp., pemegang saham Grab, mengumumkan bakal menambah investasi senilai US$2 miliar ke Indonesia lewat Grab.
Adapun, saham OVO juga dimiliki oleh Grup Lippo dan menjadi mitra pembayaran resmi untuk Grab di Indonesia.
DANA, awalnya dibuat pada 2017, merupakan saah satu perusahaan pembayaran digital yang mendapat dukungan dari Ant Financial yang lebih dari 50% sahamnya dipegang oleh EMTK.