Bisnis.com, JAKARTA – PT PP Properti Tbk. (PPRO) optimistis pendapatan berulang (recurring income) dari aset properti milik perseroan di Kalimantan Timur akan meningkat sejalan dengan rencana pemindahan ibu kota negara.
Sebagaimana diketahui Presiden Joko Widodo telah mengumumkan bahwa ibu kota Indonesia akan dipindahkan ke Penajam Paser Utara dan Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur. Atas rencana tersebut, emiten berkode saham PPRO itu telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mendulang untung.
Taufik Hidayat, Direktur Utama PP Properti, mengatakan bahwa perseroan telah memiliki aset properti di Balikpapan. Properti itu berupa Hotel Swiss-Belhotel dan Mal Balikpapan Ocean Square.
“Rencana perpindahan ibu kota baru ini akan mendongkrak hotel dan mall PPRO di Balikpapan di dukung dengan banyaknya fasilitas yang dimiliki oleh hotel dan mal kami serta letaknya yang strategis. Kami yakin dapat meningkatkan recurring income perseroan," tulis Taufik dalam keterangan resmi, Senin (2/9/2019).
Taufik mengatakan hotel milik perseroan terdiri dari 230 kamar tamu dengan jenis kamar, antara lain presidential suite, business suite, executive suite, superior deluxe dan deluxe room. Selain itu, ada 25 kamar apartemen dengan tipe studio, 2 bedroom dan 3 bedroom dengan pemandangan laut.
Hotel ini, lanjutnya, memiliki lokasi yang strategis berada di kawasan pusat bisnis dan pemerintahan, serta berjarak hanya 15 menit dari Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan. Hotel tersebut memiliki ballroom yang dapat menampung hingga 2.000 orang dan merupakan hotel terbesar yang dimiliki PPRO.
Baca Juga
Selain hotel, lanjutnya, mal milik perseroan merupakan salah satu pusat perbelanjaan modern yang menghadap ke laut yang ada di Balikpapan.
"Perseroan sedang mematangkan rencana pengembangan di sekitar lokasi ibu kota baru. Sejumlah pemilik lahan tengah menawarkan lahannya untuk dikerjasamakan bagi pengembangan bisnis properti di sekitar ibu kota baru," tuturnya.
Perseroan, kata Taufik, terus mengamati proses pemindahan ibu kota. Dengan langkah tersebut PPRO diharapkan dapat melaksanakan pengembangan bisnis properti di lokasi baru pada saat yang tepat.
Berdasarkan laporan keuangan semester I/2019, PPRO mengantongi pendapatan Rp874,82 miliar, turun 26% dari raihan Rp1,18 triliun pada semester I/2018.
Dari raihan tersebut, hanya Rp70,71 miliar atau kurang dari 10% yang bersumber dari pendapatan properti atau recurring income. Pendaatan itu bersumber dari pendapatan hotel Rp41,66 miliar, pendapatan service charge Rp24,53 miliar, dan pendapatan sewa Rp4,51 miliar.