Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertengger di zona hijau pada akhir perdagangan sesi I hari ini, Jumat (30/8/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG menguat 0,41 persen atau 25,55 poin ke level 6.314,66 pada akhir sesi I, setelah dibuka di zona hijau dengan penguatan 0,43 persen atau 27 poin di level 6.316,12 pagi ini.
Pada perdagangan Kamis (29/8), IHSG ditutup di zona hijau dengan penguatan 0,12 persen atau 7,47 poin ke level 6.289,12.
Sepanjang perdagangan sesi I, IHSG bergerak pada kisaran 6.305,04-6.328,98.
Enam dari sembilan sektor bergerak positif, dipimpin sektor aneka industri yang menguat 2,85 persen, disusul sektor properti yang menguat 1,2 persen. Di sisi lain, tiga sektor melemah, dipimpin sektor barang konsumsi yang melemah 0,54 persen.
Dari 650 saham yang diperdagangkan, 196 saham menguat, 170 saham melemah, sedangkan 284 saham lainnya stagnan.
Baca Juga
Saham PT Astra International Tbk. (ASII) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang masing-masing menguat 3,5 persen dan 1,77 persen menjadi pendorong utama atas kenaikan IHSG.
Indeks saham lainnya di Asia bergerak menguat hari ini, di antaranya indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang yang masing-masing naik 1,33 persen dan 1,28 persen, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan menguat 1,85 persen.
Di China, dua indeks saham utamanya Shanghai Composite dan CSI 300 menguat masing-masing 0,23 dan 0,57 persen, sedangkan indeks Hang Seng menguat 0,69 persen.
Bursa saham di Asia menguat menyusul penguatan di bursa Amerika Serikat setelah China menyatakan harapan mengenai negosiasi perdagangan dengan AS, sehingga meredakan kekhawatiran resesi akibat tensi kedua negara.
Dilansir Bloomberg, juru bicara kementerian perdagangan China mengatakan bahwa peningkatan konflik tidak akan menguntungkan kedua pihak dan bahwa lebih penting untuk membahas penghapusan tarif impor.
Sebagian analis memperingatkan bahwa komentar dari China terdengar kurang signifikan dan mengacu pada penyeimbangan akhir bulan pada Jumat (30/8/2019) sebagai hal yang mendukung kenaikan saham.
"Bagi saya ini seperti berjalan lambat,” ujar Thomas Martin, manajer portofolio senior di Globalt Investments di Atlanta. "Tapi jelas ini saatnya untuk tidak memperburuk keadaan menjadi lebih jauh."