Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berakhir di zona merah pada akhir perdagangan hari ini, Senin (26/8/2019), meskipun pelemahannya menipis dari awal perdagangan.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup melemah 0,66 persen atau 41,09 poin ke level 6.214,51 dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Jumat (15/8), IHSG berakhir di zona hijau dengan kenaikan 0,26 persen atau 16,35 poin di level 6.255,60. Indeks mulai longsor dari wilayah positif dengan dibuka merosot 1 persen atau 62,37 poin di level 6.193,23 pagi tadi.
Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 6.149,02 – 6.230,31.
Tujuh dari sembilan sektor berakhir di wilayah negatif, dipimpin sektor industri dasar yang melemah 1,04 persen, disusul sektor finansial yang turun 0,97 persen.
Di sisi lain, sektor pertanian dan perdagangan menguat masing-masing 0,99 persen dan 0,19 persen dan menjadi penahan pelemahan IHSG lebih lanjut pada perdagangan hari ini.
Dari 650 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 151 saham menguat, 252 saham melemah, dan 247 saham stagnan.
Saham PT Sinar Mas Multiartha Tbk. (SMMA) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang masing-masing melemah 19,57 persen dan 1,74 persen menjadi penekan utama pelemahan IHSG.
Sementara itu, nilai tukar rupiah lanjut ditutup melemah 28 poin atau 0,2 persen ke level Rp14.243 per dolar AS, setelah dibuka terdepresiasi 30 poin atau 0,21 persen di posisi 14.245.
Bersama IHSG, indeks saham lain di Asia mayoritas ikut berakhir di wilayah negatif. Indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang melemah masing-masing 1,61 persen dan 2,17 persen.
Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 melemah masing-masing 1,17 persen dan 1,44 persen, sementara indeks Hang Seng merosot 1,94 persen.
Dilansir dari Reuters, bursa saham Asia melemah saat memanasnya perang perdagangan AS-China menggoyang kepercayaan terhadap ekonomi dunia dan mendorong investor berbondong-bondong memburu aset safe haven seperti obligasi dan emas.
Dalam sebuah pengumuman pekan lalu, Trump mengatakan tarif 25 persen eksisting terhadap impor China senilai US$250 miliar akan naik menjadi 30 persen pada 1 Oktober, bersamaan dengan peringatan ke-70 berdirinya Republik Rakyat China.
Di sisi lain, rencana penerapan tarif 10 persen untuk produk impor China lainnya senilai US$300 miliar akan mengalami kenaikan menjadi 15 persen dan dimulai dengan tahap pertama pada 1 September dan dilanjutkan pada 15 Desember.
Tetapi pasar saham kemudian memangkas beberapa pelemahan setelah Trump mengatakan China telah menghubungi Washington semalam untuk mengatakan ingin kembali ke meja perundingan.
Berbicara di sela-sela KTT G7 di Prancis, Trump memuji Presiden China Xi Jinping sebagai pemimpin besar dan mengatakan ia menyambut keinginannya untuk kesepakatan perdagangan dan untuk ketenangan ekonomi.
"Eskalasi perdagangan terbaru meningkatkan risiko resesi di atas apa yang sekarang menjadi perlambatan global," kata Eleanor Creagh, analis pasar di Saxo Capital Markets, seperti dikutip Reuters.
"Bagi investor, harapan kesepakatan perdagangan sepenuhnya salah tempat saat ini," tambahnya. "Logam mulia dan penambang emas akan terus menguat karena investor mencari tempat berlindung yang aman untuk mencegah volatilitas."
Saham-saham penekan IHSG: | |
---|---|
Kode | Penurunan (persen) |
SMMA | -19,57 |
BMRI | -1,74 |
TLKM | -1,14 |
GGRM | -2,58 |
Saham-saham pendorong IHSG: | |
---|---|
Kode | Kenaikan (persen) |
PGAS | +4,64 |
TOPS | +8,33 |
ADRO | +3,23 |
INPP | +10,00 |
Sumber: Bloomberg