Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Regional Loyo, IHSG dan Rupiah Berakhir Melemah

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berakhir di zona merah pada akhir perdagangan hari ini, Senin (26/8/2019), meskipun pelemahannya menipis dari awal perdagangan.
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/2/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/2/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

 Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berakhir di zona merah pada akhir perdagangan hari ini, Senin (26/8/2019), meskipun pelemahannya menipis dari awal perdagangan.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup melemah 0,66 persen atau 41,09 poin ke level 6.214,51 dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Jumat (15/8), IHSG berakhir di zona hijau dengan kenaikan 0,26 persen atau 16,35 poin di level 6.255,60. Indeks mulai longsor dari wilayah positif dengan dibuka merosot 1 persen atau 62,37 poin di level 6.193,23 pagi tadi.

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 6.149,02 – 6.230,31.

Tujuh dari sembilan sektor berakhir di wilayah negatif, dipimpin sektor industri dasar yang melemah 1,04 persen, disusul sektor finansial yang turun 0,97 persen.

Di sisi lain, sektor pertanian dan perdagangan menguat masing-masing 0,99 persen dan 0,19 persen dan menjadi penahan pelemahan IHSG lebih lanjut pada perdagangan hari ini.

Dari 650 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 151 saham menguat, 252 saham melemah, dan 247 saham stagnan.

Saham PT Sinar Mas Multiartha Tbk. (SMMA) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang masing-masing melemah 19,57 persen dan 1,74 persen menjadi penekan utama pelemahan IHSG.

Sementara itu, nilai tukar rupiah lanjut ditutup melemah 28 poin atau 0,2 persen ke level Rp14.243 per dolar AS, setelah dibuka terdepresiasi 30 poin atau 0,21 persen di posisi 14.245.

Bersama IHSG, indeks saham lain di Asia mayoritas ikut berakhir di wilayah negatif.  Indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang melemah masing-masing 1,61 persen dan 2,17 persen.

Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 melemah masing-masing 1,17 persen dan 1,44 persen, sementara indeks Hang Seng merosot 1,94 persen.

Dilansir dari Reuters, bursa saham Asia melemah saat memanasnya perang perdagangan AS-China menggoyang kepercayaan terhadap ekonomi dunia dan mendorong investor berbondong-bondong memburu aset safe haven seperti obligasi dan emas.

Dalam sebuah pengumuman pekan lalu, Trump mengatakan tarif 25 persen eksisting terhadap impor China senilai US$250 miliar akan naik menjadi 30 persen pada 1 Oktober, bersamaan dengan peringatan ke-70 berdirinya Republik Rakyat China.

Di sisi lain, rencana penerapan tarif 10 persen untuk produk impor China lainnya senilai US$300 miliar akan mengalami kenaikan menjadi 15 persen dan dimulai dengan tahap pertama pada 1 September dan dilanjutkan pada 15 Desember.

Tetapi pasar saham kemudian memangkas beberapa pelemahan setelah Trump mengatakan China telah menghubungi Washington semalam untuk mengatakan ingin kembali ke meja perundingan.

Berbicara di sela-sela KTT G7 di Prancis, Trump memuji Presiden China Xi Jinping sebagai pemimpin besar dan mengatakan ia menyambut keinginannya untuk kesepakatan perdagangan dan untuk ketenangan ekonomi.

"Eskalasi perdagangan terbaru meningkatkan risiko resesi di atas apa yang sekarang menjadi perlambatan global," kata Eleanor Creagh, analis pasar di Saxo Capital Markets, seperti dikutip Reuters.

"Bagi investor, harapan kesepakatan perdagangan sepenuhnya salah tempat saat ini," tambahnya. "Logam mulia dan penambang emas akan terus menguat karena investor mencari tempat berlindung yang aman untuk mencegah volatilitas."

Saham-saham penekan IHSG:

 Kode

Penurunan (persen)

SMMA

-19,57

BMRI

-1,74

TLKM

-1,14

GGRM

-2,58

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

Kenaikan (persen)

PGAS

+4,64

TOPS

+8,33

ADRO

+3,23

INPP

+10,00

 Sumber: Bloomberg

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper