Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Rontok, IHSG Melemah 1 Persen Pada Akhir Sesi I

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah sekitar 1 persen pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Senin (26/8/2019), di tengah pelemahan bursa Asia.
Nasabah menghitung uang di sebuah Money Changer, di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Himawan L. Nugraha
Nasabah menghitung uang di sebuah Money Changer, di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Himawan L. Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah sekitar 1 persen pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Senin (26/8/2019), di tengah pelemahan bursa Asia.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 0,99 persen atau 61,71 poin ke level 6.193,89 pada akhir sesi I dari level penutupan perdagangan sebelumnya. 

Pada perdagangan Jumat (15/8), IHSG berakhir di zona hijau dengan kenaikan 0,26 persen atau 16,35 poin di level 6.255,60. Indeks mulai longsor dari wilayah positif dengan dibuka merosot 1 persen atau 62,37 poin di level 6.193,23 pagi tadi.

Sepanjang perdagangan sesi I, IHSG bergerak di level 6.149,02 – 6.205,27.

Delapan dari sembilan sektor menetap di zona merah, dipimpin sektor properti (-1,51 persen) dan aneka industri (-,141 persen). Satu-satunya sektor yang bergerak positif adalah pertanian yang menanjak 1,26 persen.

Sebanyak 108 saham menguat, 260 saham melemah, dan 282 saham stagnan dari 650 saham yang diperdagangkan.

Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang masing-masing turun 0,83 persen dan 1,37 persen menjadi penekan utama pelemahan IHSG.

Indeks saham lainnya di Asia rata-rata juga melemah siang ini, di antaranya indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang yang masing-masing merosot 2,25 persen dan 1,78 persen. Adapun indeks Kospi Korea Selatan melemah 1,59 persen.

Di China, dua indeks saham utamanya Shanghai Composite dan CSI 300 melemah 1,13 persen dan 1,40 persen masing-masing, sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong terpantau anjlok sekitar 3 persen pukul 12.25 WIB.

Dilansir dari Reuters, bursa saham Asia melemah tajam saat memanasnya perang perdagangan AS-China menggoyang kepercayaan terhadap ekonomi dunia dan mendorong investor berbondong-bondong memburu aset safe haven seperti obligasi dan emas.

Pada Jumat (23/8/2019), Trump menyatakan AS akan menaikkan tarif eksisting atas produk China senilai US$250 miliar dari 25 persen menjadi 30 persen per 1 Oktober 2019, bertepatan dengan perayaan hari nasional Republik Rakyat China ke-70.

Kebijakan ini disampaikan Trump hanya beberapa jam setelah Beijing mengumumkan tarif impor atas barang-barang dari AS senilai US$75 miliar, termasuk kacang kedelai dan minyak.

Selain itu, Trump mengatakan AS akan menaikkan besaran tarif yang sudah direncanakan atas produk China senilai US$300 miliar menjadi 15 persen dari sebelumnya 10 persen. Washington bakal mulai memberlakukan tarif baru mulai 1 September 2019. Namun, sebagian produk yang diincar baru akan dikenakan tarif pada 15 Desember 2019.

Trump juga meminta perusahaan-perusahaan AS untuk memindahkan operasionalnya dari China ke negara lain, termasuk kembali ke AS.

“Risiko penurunan meningkat untuk ekonomi dan pasar global,” ujar Mark Haefele, kepala investasi global di UBS.

“Akibatnya, kami mengurangi risiko dalam portofolio kami dengan beralih ke ekuitas yang tergolong underweight guna mengurangi paparan ketidakpastian politik,” terangnya.

Sejalan dengan IHSG, nilai tukar rupiah lanjut melemah 53 poin atau 0,37 persen ke level Rp14.268 per dolar AS, setelah dibuka terdepresiasi 30 poin atau 0,21 persen di posisi 14.245.

Sementara itu, indeks Bisnis-27 melemah 1,23 persen atau 6,71 poin ke level 541,14 dan indeks saham syariah Jakarta Islamic Index turun tajam 1,30 persen atau 8,81 poin ke posisi 670,44 pada akhir sesi I.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper