Bisnis.com, JAKARTA - Dolar Amerika Serikat bergerak stabil di zona hijau pada perdagangan Jumat (23/8/2019) di tengah ekspektasi bahwa Gubernur Federal Reserve AS Jerome Powell akan tetap berpegang pada sikap bahwa bank sentral belum memasuki siklus pelonggaran moneter yang berkepanjangan.
Dilansir Reuters, Powell akan memberikan pidato yang sangat ditunggu pada Jumat malam dalam pertemuan para gubernur bank sentral di Jackson Hole, namun keraguan telah muncul setelah dua pejabat The Fed mengatakan mereka tidak melihat alasan untuk menurunkan suku bunga lagi tanpa tanda-tanda pelemahan ekonomi yang baru.
Pasar mata uang dalam beberapa bulan terakhir bergerak oleh sentiment pergeseran sikap bank sentral global menuju kebijakan moneter yang jauh lebih akomodatif karena ekonomi melambat dan perselisihan perdagangan semakin meningkat.
Harapan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan berikutnya pada bulan September masih sangat tinggi, tetapi pasar mata uang kemungkinan akan bereaksi jika nada komentar Powell tidak sesuai dengan harapan dovish ini.
"Pasar suku bunga jauh menjelang pertemuan The Fed setelah memperkirakan pemotongan suku bunga yang agresif, tetapi Powell mungkin tidak se-dovish seperti yang diperkirakan pasarharga pasar," kata Masafumi Yamamoto, analis valas di Mizuho Securities, seperti dikutip Reuters.
"Powell akan mempertahankan opsi penurunan suku bunga, tetapi tidak akan condong terlalu kuat ke arah itu. Hal ini akan mendukung dolar," lanjutnya.
Indeks dolar AS yang melacak pergerakan mata uang dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama lainnya terpantau menguat 0,105 poin atau 0,11 persen ke level 98,275 pada pukul 08.33 WIB.
Pada awal perdagangan hari ini, indeks dolar AS dibuka di zona hijau dengan penguatan 0,18 persen atau 0,02 popin ke level 98,188. Adapun pada akhir perdagangan Kamis (22/8), indeks dolar AS ditutup melemah 0,125 poin atau 0,13 persen ke level 98,170.
Di AS, Ketua The Fed wilayah Philadelphia Patrick Harker dan Kansas City Esther George mengatakan pada hari Kamis mereka melihat tidak adanya dorongan segera untuk memotong suku bunga.
Powell kemungkinan akan mengatakan bahwa kejatuhan ekonomi dari perang perdagangan AS-China dapat memperburuk perlambatan ekonomi global dan pada akhirnya diperlukan adanya lebih banyak pemotongan suku bunga AS.
Tetapi pasar juga mengharapnya Powell untuk mencoba memastikan dia tidak tunduk terhadap kritik berulang dari Presiden Donald Trump karena tidak melonggarkan kebijakan lenih jauh.
Probabilitas penurunan suku bunga AS pada pertemuan The Fed bulan September mencapai 91 persen, menurut alat FedWatch CME Group. Pada bulan Juli, Fed menurunkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam satu dekade menjadi 2,00 persen - 2,25 persen.