Bisnis.com, JAKARTA - PT Sat Nusapersada Tbk. mendapat pembiayaan senilai total Rp80,8 miliar dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Direktur Utama Sat Nusapersada Abidin Fan mengatakan, perseroan menandatangani perjanjian kredit investasi dan perjanjian kredit modal kerja dengan BNI pada 21 Agustus 2019.
Adapun, besaran jumlah kredit, yakni kredit investasi senilai US$1,61 juta atau setara dengan Rp22,79 miliar, kredit investasi senilai US$2,09 juta atau setara dengan Rp29,61 miliar, dan kredit modal kerja sebesar US$2 juta atau setara dengan Rp28,4 miliar.
"Pembiayaan dari perbankan untuk pembangunan pabrik baru dan modal kerja. Maka, setelah pabrik baru rampung akan meningkatkan kapasitas produksi dan kapasitas gudang produksi," katanya dalam keterbukaan informasi pada Kamis (22/8/2019).
Abidin mengatakan, pembiayaan ini akan meningkatkan likuiditas keuangan perseroan. Namun, akan terdapat beban bunga yang harus dibayar setiap bulannya. Meski demikian, kelangsungan usaha perseroan akan tetap terjaga.
Sebelumnya, perusahaan perakit ponsel Xiaomi ini juga mendapat pembiayaan dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Penandatanganan perjanjian kredit investasi dan perjanjian kredit bank garansi dengan Bank Mandiri dilakukan pada 8 Mei 2019.
Baca Juga
Pinjaman kredit investasi dari Bank Mandiri untuk pembangunan pabrik yang ke-15. Pembangunan pabrik baru ini sebagai antisipasi adanya prodyke baru yang sedang dalam tahap negosiasi maupun akibat dari perang dagang Amerika dan China.
"Dengan pembiayaan dari perbankan untuk pembangunan pabrik baru, maka setelah pabrik baru rampung maka akan meningkatkan kapasitas produksi dan kapasitas gudang produksi," katanya.
Sebagai informasi, pendapatan emiten dengan kode saham PTSN ini melesat pada semester I/2019. Pendapatannya naik 168,97%, dari US$66,61 juta pada semester I/2018 menjadi US$179,16 juta pada semester I/2019.
Pendapatan ini berasal dari penjualan senilai US$170,97 juta dan jasa perakitan senilai US$8,19 juta. Pendapatan terbesar berasal dari Pegatron Corporation senilai US$82,24 juta, diikuti Asus Global Pte Ltd senilai US$56,92 juta, Allied Telesyn International (Asia) Pte Ltd senilai US$7,17 juta, dan PT Erajaya Swasembada Tbk. senilai US$1,66 juta.
Namun demikian, laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 48,10%, dari US$2,37 juta pada semester I/2018 menjadi US$1,23 juta pada semester I/2019.
Pada perdagangan sesi I Kamis (22/8/2019), saham PTSN ditutup pada level Rp448 atau menguat 0,90%. Dalam 3 bulan terakhir, saham PTSN telah memberikan imbal hasil 65,93%. Di level harga itu, perseroan memiliki kapitalisasi pasar Rp2,38 triliun.