Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah menguat pada Senin (19/8/2019), menyusul serangan fasilitas minyak di Arab Saudi oleh separatis Yaman pada akhir pekan, serta meredanya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China.
Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 09:57 WIB, harga minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman September 2019 menguat 0,95% atau 0,52 poin ke posisi US$55,39 per barel. Adapun harga minyak mentah Brent menguat 1,04% ATAU 0,61 poin menjadi US$59,25 per barel.
Edward Moya, analis senior di OANDA New York, mengatakan harga minyak diuntungkan oleh optimisme pasar bahwa tak ada lagi skenario perang dagang. Selain itu juga didorong oleh kabar serangan pesawat takberawak terhadap fasilitas minyak dan gas Arab Saudi.
“Ketegangan di Timur Tengah tidak akan kemana-mana dalam waktu dekat,” katanya dikutip dari Reuters, Senin (19/8/2019).
Sementara itu, penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan, para deputi perdagangan dari China dan AS akan berunding dalam 10 hari. Jika hal tersebut berjalan lancar maka bisa memajukan perundingan untuk mengakhiri pertempuran dagang ini.
Namun, Presiden AS Donald Trump tampaknya kurang optimistis dibandingkan dengan para penasihatnya tersebut. Dia mengatakan, mesikipun Beijing siap untuk mencapai kesepakatan. “Saya belum siap untuk membuat kesepakatan,” katanya.
Baca Juga
Kekhawatiran tentang resesi ekonomi terus membebani harga minyak, bahkan ketika Trump dan penasihatnya menepis kekhawatiran bahwa pertumbuhan ekonomi AS kemungkinan goyah.
Di tempat lain, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global pada 2019 sebesar 40.000 barel per hari (bpd) menjadi 1,10 juta barel per hari, mengindikasikan pasar akan sedikit surplus pada 2020.