Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan mendorong agar pasar modal dapat semakin dalam sehingga relevan untuk menjadi sumber pembiayaan korporasi di Tanah Air.
Hal tersebut disampaikan Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam sambutan peringatan 42 tahun diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia. Acara tersebut berlangsung di Gedung Bursa Efek Indonesia, Senin (12/8/2019).
Wimboh menuturkan dengan besarnya tuntutan terhadap peran dari pasar modal, upaya pendalaman pasar modal menjadi sangat penting, baik dari sisi supply, demand maupun penyempurnaan infrastruktur.
Dari sisi supply, lanjutnya, instrumen yang bervariasi dan customized dengan profil investor perlu terus dikembangkan. Instrumen tersebut, antara lain sekuritisasi, syariah based dan juga green/blue financing (SDGs).
Selain itu, pasar modal perlu terus meningkatkan basis jumlah emiten. Sepanjang tahun berjalan 2019, sudah ada 32 emiten baru yang melantai di Bursa Efek Indonesia.
Di sisi demand, pertumbuhan jumlah investor pasar modal perlu didorong melalui kerja sama antar sektor keuangan dan edukasi/sosialisasi, serta perkembangan investor institusi.
Untuk menunjang hal tersebut, infrastruktur pasar modal juga harus terus diperbarui dengan mengadopsi teknologi yang lebih reliable, mudah, cepat dan transparan. Selain itu, harus dilengkapi sinergi & penerapan manajemen risiko & GCG di emiten.
"Upaya-upaya tersebut tentu harus dilengkapi dengan sinergi yang baik dengan berbagai pihak, penguatan fundamental emiten
melalui penerapan manajemen risiko dan juga tata kelola yang baik," ucap Wimboh.