Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penerbitan SBR Miliki Fungsi untuk Gaet Milenial

Data DJPPR mengungkapkan dari total pemesanan SBR007 yang mencapai Rp3,21 triliun, jumlah pemesan dari generasi milenial mencapai 50,85 persen.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman (kanan) bersama Direktur Surat Utang Negara Loto Srinaita Ginting dalam acara pembukaan masa penawaran SBR007 di Jakarta, Kamis (11/7/2019)./Antara
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman (kanan) bersama Direktur Surat Utang Negara Loto Srinaita Ginting dalam acara pembukaan masa penawaran SBR007 di Jakarta, Kamis (11/7/2019)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Loto Srianita Ginting mengungkapkan bahwa penerbitan Saving Bond Ritel (SBR), rencana penerbitan diaspora bond, dan surat utang ritel lain adalah untuk menggaet milenial.

Data DJPPR mengungkapkan dari total pemesanan SBR007 yang mencapai Rp3,21 triliun, jumlah pemesan dari generasi milenial mencapai 50,85 persen. Dari jumlah investor baru yang mencapai 9.956 investor, 55,05 persen merupakan investor baru dari generasi milenial.

Meski demikian, perlu dicatat bahwa mayoritas generasi milenial memiliki purchasing power yang lebih rendah dibandingkan generasi yang lebih tua yakni baby boomers.

Namun, secara volume pemesanan generasi baby boomers masih dominan dengan volume pemesanan mencapai Rp1,34 triliun atau 41,73 persen.

Loto yakin seiring dengan semakin berkembangnya karir milenial maka kemampuan investasi milenial juga akan semakin besar. "Nanti menuju karir yang mature maka berarti daya belinya tinggi, jadi sekarang kita bangun habit investasinya," kata Loto, Kamis (1/8/2019).

Oleh karena itu, pihaknya pada saat menerbitkan SBR007 dan juga SBN ritel sebelumnya memilih untuk menggunakan pendekatan marketing yang lebih edukatif terkait pengelolaan keuangan.

"Kalau milenial sudah bisa mengelola keuangan menurut saya bagus buat negara juga," ujarnya.

Selain untuk memperluas basis investasi, pemerintah juga memiliki misi untuk menekan jumlah investor asing atas SBN domestik yang tradeable.

Per 17 Juli 2019, kepemilikan asing atas SBN domestik tradeable mencapai Rp 1.005,27 triliun atau 39,4 persen dari total yang mencapai Rp2.551,27 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhamad Wildan
Editor : Akhirul Anwar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper