Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Tengah Melemah 72 Poin, Rupiah Paling Tertekan di Asia

Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Kamis (1/8/2019) di level Rp14.098 per dolar AS, melemah 72 poin atau 0,51 persen dari posisi Rp14.026 pada Rabu (31/7/2019).
Seorang pembeli menghitung uang Dolar Amerika Serikat yang ditukarnya di gerai penukaran valuta asing, Jakarta, Senin (15/7/2019)./ANTARA-Puspa Perwitasari
Seorang pembeli menghitung uang Dolar Amerika Serikat yang ditukarnya di gerai penukaran valuta asing, Jakarta, Senin (15/7/2019)./ANTARA-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Kamis (1/8/2019) di level Rp14.098 per dolar AS, melemah 72 poin atau 0,51 persen dari posisi Rp14.026 pada Rabu (31/7/2019).

Kurs jual ditetapkan di Rp14.168 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp14.028 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp140.

Adapun berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau melemah 78 poin atau 0,56 persen ke level Rp14.100 per dolar AS pada pukul 10.49 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Rabu (31/7), rupiah mampu ditutup terapresiasi tipis 0,04 persen atau 6 poin di level Rp14.022 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah mulai tergelincir dari penguatannya dengan dibuka terdepresiasi 0,33 persen atau 46 poin di level Rp14.068 per dolar AS. Sepanjang perdagangan pagi ini, rupiah bergerak di kisaran Rp14.068-Rp14.108 per dolar AS.

Seiring dengan pelemahan nilai tukar rupiah, indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang melacak pergerakan mata uang dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia, terpantau menguat 0,343 poin atau 0,35 persen ke level 98,859 pada pukul 10.52 WIB.

Pergerakan indeks sebelumnya dibuka dengan kenaikan 0,080 poin atau 0,08 persen di level 98,596, setelah berakhir menguat 0,48 persen atau 0,466 poin di posisi 98,516 pada perdagangan Rabu (31/7).

Pelemahan yang dialami rupiah membawanya menjadi yang terlesu di antara mata uang lainnya di Asia pagi ini, disusul peso Filipina yang terdepresiasi 0,49 persen terhadap dolar AS pada pukul 11.02 WIB (lihat tabel).

Pergerakan kurs mata uang di Asia terhadap dolar AS

Mata uang

Kurs

Pergerakan (persen)

Rupiah

14.100

-0,56

Peso Filipina

51,136

-0,49

Rupee India

69,1200

-0,47

Ringgit Malaysia

4,1440

-0,42

Yen Jepang

109,24

-0,42

Won Korea Selatan

1.187,98

-0,42

Yuan Onshore China

6,8991

-0,26

Dolar Taiwan

31,140

-0,14

Dolar Singapura

1,3761

-0,13

Baht Thailand

30,844

+0,21

Yuan Offshore China

6,9084

+0,02

Dolar Hong Kong

7,8276

+0,01

Dilansir dari Bloomberg, rupiah memimpin pelemahan di antara negara-negara emerging market di Asia dan obligasi Indonesia merosot setelah bank sentral AS Federal Reserve memberikan pandangan yang meredakan prospek pelonggaran lebih lanjut.

Dalam pertemuan kebijakan yang berakhir Rabu (31/7/2019) waktu setempat, The Fed mengumumkan pemangkasan suku bunga acuannya untuk pertama kali sejak 2008.

Kecuali dua pejabat yang berbeda pendapat, para pembuat kebijakan sepakat untuk menurunkan kisaran batas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 2 persen-2,25 persen.

Meski The Fed memangkas suku bunga acuannya, Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa langkah itu bukan awal dari siklus pelonggaran kebijakan moneter untuk melindungi ekonomi. Komentarnya ini pun mendongkrak kenaikan dolar AS.

“Pasar menyadari telah terlalu agresif dalam memperhitungkan pemangkasan suku bunga oleh Fed,” ujar Eugene Leow, fixed-income strategist di DBS Bank, Singapura.

Penguatan dolar AS, sambungnya, dapat mendorong kehati-hatian lebih lanjut dan memicu pasar mempertimbangkan kembali mengenai perkiraan berapa banyak lagi pelonggaran dapat terjadi di emerging market.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Nanang Hendarsah menegaskan bahwa BI siap untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah pascakeputusan The Fed.

“Bank Indonesia melakukan intervensi di pasar obligasi dan siap untuk menjaga stabilitas rupiah menyusul pergerakan yang dipicu oleh keputusan The Fed,” terang Nanang.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju Inflasi Juli 2019 mencapai sebesar 0,31 persen dengan inflasi tahun kalender  2,36 persen dan inflasi tahun ke tahun mencapai 3,32 persen.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, meski lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi Juni 2019, laju inflasi Juli 2019 masih dalam batas terkendali. 

Kurs Transaksi Bank Indonesia (Rupiah)

Tanggal

Kurs

1 Agustus

14.098

31 Juli

14.026

30 Juli

14.034

29 Juli

14.010

26 Juli

14.001

Sumber: Bank Indonesia

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper