Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Boris Johnson Perdana Menteri Baru Inggris, Bagaimana Pergerakan Bursa Eropa?

Di Inggris, pelemahan nilai tukar pound sterling membantu indeks FTSE 100 London untuk sedikit menguat setelah Boris Johnson akhirnya memenangkan kursi menjadi perdana menteri baru Inggris.
Indeks Bursa Eropa/Reuters
Indeks Bursa Eropa/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Lonjakan saham pabrikan otomotif dan kuatnya laporan kinerja keuangan dari sejumlah bank di Eropa berhasil mengerek indeks Stoxx 600 ke level tertingginya dalam lebih dari dua pekan pada akhir perdagangan Selasa (23/7/2019).

Berdasarkan data Reuters, indeks acuan Eropa Stoxx 600 ditutup di level tertingginya sejak 4 Juli, sedangkan sektor produsen otomotif membukukan performa terkuatnya sejak awal Januari dengan naik 3,8 persen.

Saham pemasok suku cadang mobil asal Prancis Faurecia melonjak 11,5 persen setelah melaporkan telah mempertahankan profitabilitas pada paruh pertama tahun ini terlepas dari adanya penurunan produksi yang dipimpin oleh China.

Sementara itu, saham Continental mampu naik 6,3 persen meskipun mengeluarkan peringatan laba pada hari sebelumnya. Saham rival perusahaan asal Jerman ini, Hella, pun naik 6,8 persen.

“Saham terkait industri naik karena murah dan tidak ada yang menghasilkan angka yang cukup buruk,” ujar Toby Clothier, co-head Global Thematic Group di Mirabaud Securities, London, seperti dikutip dari Reuters.

Pasar saham global terpukul aksi jual besar-besaran pada bulan Mei di tengah kekhawatiran kelanjutan sengketa perdagangan Amerika Serikat-China yang menggerogoti laba perusahaan.

Namun para investor kemudian telah kembali meramaikan pasar saham di Eropa dan wilayah lain dengan harapan bahwa bank-bank sentral dunia akan melonggarkan kebijakan moneter guna mendorong pertumbuhan.

Dalam pertemuan kebijakannya pada Kamis (25/7/2019) waktu setempat, Bank Sentral Eropa (ECB) diperkirakan akan mengambil ancang-ancang untuk pemangkasan suku bunga pada September.

Selanjutnya pada 30-31 Juli, bank sentral AS Federal Reserve diantisipasi akan memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin.

Namun indeks perbankan Eropa, yang telah tertinggal oleh sebagian besar sektor lainnya tahun ini karena ekspektasi suku bunga yang lebih rendah, naik 2 persen setelah pemberi pinjaman asal Swiss UBS melaporkan hasil kuartal kedua terbaik dalam hampir satu dekade. Saham UBS sendiri naik 2,6 persen.

Saham produsen chip asal Austria AMS, sementara itu, naik 7,3 persen setelah memproyeksikan kuartal ketiga yang kuat. Penguatan sahamnya membantu mendorong kenaikan sebesar 1 persen untuk indeks teknologi.

Meski sebagian besar laporan laba tampak positif sejauh ini, investor khawatir momentumnya akan segera goyah.

Data dari Refinitiv menunjukkan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di indeks Stoxx 600 diperkirakan akan melaporkan penurunan laba sebesar 0,5 persen pada kuartal kedua, setelah diproyeksikan akan membukukan pertumbuhan 0,2 persen sepekan yang lalu.

Tak melulu soal laporan keuangan, saham produsen mobil asal Jerman Daimler naik 4,4 persen di tengah pemberitaan bahwa Beijing Automotive Group Co (BAIC) China telah membeli 5 persen saham perusahaan ini.

Di Inggris, pelemahan nilai tukar pound sterling membantu indeks FTSE 100 London untuk sedikit menguat setelah Boris Johnson akhirnya memenangkan kursi menjadi perdana menteri baru Inggris. Kemenangannya mencetuskan kekhawatiran pada investor bahwa Inggris dapat keluar dari Uni Eropa (Brexit) tanpa kesepakatan.

Johnson telah ditetapkan sebagai pemimpin baru sebagai ketua Partai Konservatif dan Partai Unionist Demokratik, serta akan memulai masa jabatannya sebagai Perdana Menteri Inggris pada Rabu (24/7/2019).

Johnson, wajah referendum Brexit 2016, memenangkan suara dari 92.153 anggota partai Konservatif, dibandingkan dengan total suara sebesar 46.656 untuk pesaingnya, Menteri Luar Negeri Jeremy Hunt.

Kemenangan Johnson menggiring babak baru sengketa Brexit dan tantangan konstitusional di dalam negeri, di mana para anggota parlemen Inggris telah bersumpah untuk menggagalkan pemerintah yang berusaha meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan (no-deal Brexit).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper