Bisnis.com, JAKARTA—Pasar obligasi Tanah Air diprediksi cerah yang ditopang upaya perbaikan ekonomi global dan peningkatan rating investasi juga harapan pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia.
Senior Portfolio Manager Fixed Income PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Syuhada Arief mengatakan di dalam negeri, sentimen datang dari kenaikan rating investasi oleh S&P pada akhir Mei 2019 dari BBB- menjadi BBB. Lalu, peluang turunnya suku bunga acuan bakal menambah dorongan positif terhadap pasar obligasi domestik.
Ditambah, kondisi ekonomi makro dan politik cenderung stabil pascapemilu sehingga menciptakan iklim kondusif bagi daya tarik pasar obligasi. Tak heran bila investor bakal terus masuk ke pasar obligasi dalam negeri akibat semua sentimen ini.
“Gabungan semua hal tersebut menciptakan iklim yang sangat kondusif bagi pasar obligasi domestik. Kesimpulannya, kami memandang masih ada upside potential untuk pasar obligasi Indonesia ke depannya,” ujarnya dalam hasil riset, Rabu (17/7/2019).
Di sisi lain, pasar obligasi domestik terdampak kondisi perbaikan ekonomi global yang ditandai dengan sentimen dovish Gubernur Bank Sentral AS dan penantian penurunan suku bunga acuan AS. Lalu, 29% obligasi global mengalami penurunan imbal hasil hingga menyentuh angka negatif. Oleh karena itu, investor akan mencari negara yang masih menawarkan imbal positif.
Kemudian, ekspektasi pasar terhadap kelanjutan perang dagang China-AS pun mereda karena negosiasi tak akan tercapai dalam waktu dekat. Sementara itu, pemilu AS tinggal 16 bulan yang akan menjadi acuan arah kebijakan Trump terhadap penyelesaian perang dagang dengan China.
Baca Juga
“Saat ini sekitar 29% dari obligasi di dunia, sekitar US$12,5 triliun berada pada level imbal hasil negatif. Kondisi ini berpotensi mendorong global yield hunt di mana investor akan mencari investasi yang masih menawarkan imbal hasil positif. Pasar obligasi Indonesia dapat diuntungkan dari situasi ini,” katanya.