Bisnis.com, JAKARTA - Emiten farmasi, PT Kimia Farma (Persero) Tbk. berencana kembali menerbitkan surat utang jangka menengah atau medium term notes (MTN) senilai Rp1 triliun pada kuartal III/2019 sebagai upaya perseroan memperbaiki struktur pinjaman.
Pada Selasa (9/7/2019), PT Kustodian Sentral Efek Indonesia mencatat emisi MTN I dan MTN Syariah Mudharabah I Kimia Farma masing-masing senilai Rp250 miliar. MTN I Kimia Farma 2019 dicatatkan di KSEI pada Selasa (9/7/2019) dengan kupon 8,75% per tahun. Sementara itu, MTN Syariah Mudharabah I Kimia Farma 2019 memberikan tingkat bagi hasil floating.
Instrumen tersebut masing-masing memiliki tenor 3 tahun dan tanggal jatuh tempo MTN pada 10 Juli 2022. Pembayaran bunga dan bagi hasil dilakukan setiap 3 bulan, yang pertama kali jatuh pada 10 Oktober 2019.
Direktur Keuangan Kimia Farma IG Ngurah Suharta mengatakan, perseroan merealisasikan rencana penerbitan MTN I senilai total Rp500 miliar. Dana hasil MTN I tersebut akan digunakan untuk refinancing utang jangka pendek dan modal kerja.
Meski demikian, Suharta belum dapat memerinci komposisi penggunaan dana hasil MTN. Dia berharap dana MTN yang digunakan untuk refinancing utang jangka pendek dapat memperbaiki current ratio perusahaan.
"Kami refinancing dulu. Cost of fund relatif sama, tetapi tenor lebih panjang sampai 3 tahun sehingga current ratio jadi lebih baik," katanya, Rabu (10/9/2019).
Lebih lanjut, emiten dengan kode saham KAEF ini, berencana menerbitkan MTN II senilai Rp1 triliun pada kuartal III/2019. Suharta memperkirakan, penerbitan MTN II dapat dilakukan sekitar Agustus dan September tahun ini.
Rencananya dana penerbitan MTN itu juga akan digunakan untuk refinancing utang jangka pendek dan ekspansi usaha. Suharta menjelaskan, perseroan berupaya memperbaiki struktur pinjaman melalui penerbitan MTN.
Dia mengatakan, selama ini banyak modal kerja perseroan berasal dari utang jangka pendek. Berdasarkan laporakan keuangan per 31 Maret 2019, jumlah liabilitas perusahaan farmasi itu sebesar Rp8,94 triliun.
Sementara itu, jumlah liabilitas jangka pendek KAEF sebesar Rp6,47 triliun. Sekitar 76,66% dari liabilitas jangka pendek merupakan utang bank atau sebesar Rp4,96 triliun.
"Kemarin lebih banyak pinjaman dari bank yang jangka pendek. Ini akan menekan current ratio perusahaan. Kalau MTN menjadi utang jangka panjang, sehingga current ratio menjadi lebih kuat," imbuhnya.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan, strategi Kimia Farma menggunakan dana hasil penebritan MTN untuk refinancing dan ekspansi merupakan strategi yang tepat. Sebab, di samping memperbaiki utang, juga akan langsung memperkokoh struktur perusahaan.
Dia menambahkan, prospek saham KAEF masih bagus. Berdasarkan analisa teknikal, saham KAEF dalam tren sideways dengan support Rp3.300 dan resistance Rp3.400.
"Rekomendasi buy on breakout Rp3.400 dengan target Rp3.520-Rp3.800," katanya.
Pada penutupan perdagangan Rabu (10/7/2019), saham KAEF parkir di level Rp3.320, sama dengan penutupan perdagangan hari sebelumnya. Meski demikian, secara year to date saham KAEF telah menguat 27,69%.
Saham KAEF saat ini diperdagangkan pada PER 221,33 kali dan memiliki kapitalisasi pasar Rp18,44 triliun.
Kuartal III/2019, Kimia Farma (KAEF) Bakal Terbitkan MTN Rp1 Triliun
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia mencatat emisi MTN I dan MTN Syariah Mudharabah I Kimia Farma masing-masing senilai Rp250 miliar. MTN I Kimia Farma 2019 dicatatkan di KSEI pada Selasa (9/7/2019) dengan kupon 8,75% per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Ana Noviani
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
14 jam yang lalu