Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setelah IPO, Satyamitra Kemas Lestari (SMKL) Bakal Bangun Pabrik Baru

PT Satyamitra Kemas Lestari Tbk. akan menggunakan 40% dari dana hasil IPO untuk modal kerja perseroan, 30% untuk pelunasan sebagian utang bank, dan 30% untuk pembelian mesin dan lokasi pabrik baru. Dengan demikian, perseroan mengalokasikan Rp37,35 miliar untuk pabrik baru.

Bisnis.com, JAKARTA - PT Satyamitra Kemas Lestari Tbk. bakal membangun pabrik baru untuk meningkatkan kapasitas perseroan. Investasi pabrik baru bakal menggunakan sebagian dana hasil penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) sebesar Rp124,5 miliar.

Direktur Utama Satymitra Kemas Lestari Ang Kinardo memerinci, perseroan akan menggunakan 40% dari dana hasil IPO untuk modal kerja perseroan, 30% untuk pelunasan sebagian utang bank, dan 30% untuk pembelian mesin dan lokasi pabrik baru. Dengan demikian, perseroan mengalokasikan Rp37,35 miliar untuk pabrik baru.

Ang mengatakan, perusahaan kemasan karton ini sedang menjajaki lokasi pabrik baru. Salah satu lokasi potensial untuk pabrik baru emiten dengan kode saham SMKL yakni Jawa Tengah.

Pabrik baru akan memiliki kapasitas produksi sebesar 150.000 ton per tahun, kapasitas yang sama dengan pabrik saat ini di Balaraja Tangerang. Ang menambahkan peningkatan produksi akan dilakukan bertahap.

Strategi perseroan meningkatkan kapasitas produksi seiring dengan utilisasi pabrik yang telah mencapai 80%. Sementara itu, permintaan dari pelanggan terus meningkat.

Sebagai informasi, SMKL telah menjadi pemasok kemasan karton beberapa perusahaan consumer goods ternama di antaranya PT Unilever Indonesia Tbk., PT Mayora Indah Tbk., PT Indofood Sukses Makmur Tbk.

Yang terbaru, SMKL bakal menjadi pemasok kantong belanja Walmart, perusahaan jaringan department store di AS, sebanyak 150 kontainer atau setara US$10 juta pada tahun ini.

"Lokasi pabrik baru sedang dicari. Mudah-mudahan kami dapat di Jawa Tengah," katanya.

Sebelumnya, perseroan mengincar pendapatan dan laba bersih masing-masing sebesar Rp2,32 triliun dan Rp65 miliar pada 2019, tumbuh tumbuh 6,42% dan 45,28% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Direktur Marketing dan Operasional SKL Herryanto S. Hidayat mengatakan, perseroan menangkap peluang domestik dan ekspor untuk mengerek pertumbuhan. Isu larangan plastik di beberapa daerah menjadi peluang bagi perseroan memperoleh pasar baru, terutama untuk produk rigid box. Perseroan juga menangkap peluang dari perang dagang AS-China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper