Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Nantikan Testimoni Powell, Dolar AS Menguat

Mata uang dolar Amerika Serikat menuju level tertinggi tiga pekan terhadap sejumlah mata uang utama pada hari Rabu (10/7/2019) karena buramnya spekulasi pada pemangkasan suku bunga AS yang lebih agresif mendorong imbal hasil obligasi Treasury AS.
Karyawan bank memperlihatkan uang pecahan Dolar AS dan Rupiah di Jakarta, Senin (7/1/2019)./ANTARA-Rivan Awal Lingga
Karyawan bank memperlihatkan uang pecahan Dolar AS dan Rupiah di Jakarta, Senin (7/1/2019)./ANTARA-Rivan Awal Lingga

Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang dolar Amerika Serikat menuju level tertinggi tiga pekan terhadap sejumlah mata uang utama pada hari Rabu (10/7/2019), karena buramnya spekulasi pada pemangkasan suku bunga AS yang lebih agresif mendorong imbal hasil obligasi Treasury AS.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap mata uang utama lainnya terpantau menguat 0,009 poin atau 0,01 persen ke level 97,498 pada pukul 10.15 WIB.

Indeks dolar AS sebelumnya dibuka menguat 0,021 poin atau 0,02 persen ke level 97,510. Adapun pada akhir perdagangan kemarin, Selasa (9/7/2019), indeks dolar AS ditutup menguat 0,11 persen atau 0,105 poin di posisi 97,489.

Dilansir Reuters, pergerakan lebih lanjut greenback juga dipengaruhi oleh sikap Gubernur Federal Reserve Jerome Powell dalam testimoni di hadapan Kongres yang dimulai hari ini hingga Kamis besok.

Ekspektasi penurunan suku bunga 50 basis poin pada pertemuan Fed akhir bulan ini telah menguap, tetapi investor masih mengharapkan penurunan suku bunga 25 basis poin karena inflasi yang lemah dan kekhawatiran terhadap perang perdagangan AS-China.

Dolar bisa terus menguat jika komentar Powell tentang ekonomi AS dianggap netral atau bahkan sedikit hawkish, yang akan mendukung argumen bahwa penurunan suku bunga tambahan akan terbatas.

"Tembusnya yield Treasury di atas 2 persen adalah tanda dolar dapat terus naik," kata Junichi Ishikawa, analis valuta asing senior di IG Securities, seperti dikutip Reuters.

Imbal hasil obligasi Treasury bertenor 10 tahun berada di level 2,067 persen, naik dari level terendah 2,5 tahun terakhir di 1,9390 persen yang dicapai pada 3 Juli.

Pertumbuhan lapangan kerja yang lebih kuat dari perkiraan di bulan Juni juga membuat menekan ekspektasi bahwa The Fed akan melakukan penurunan suku bunga yang agresif pada pertemuan kebijakan akhir bulan ini.

Probabilitas pemotongan 25 basis poin mencapai 97,5 persen pada hari Rabu, dengan peluang pemangkasan 50 basis poin hanya sebesar 2,5 persen. Seminggu sebelumnya, proyeksi tersebut itu masing-masing mencapai 75 persen dan 25 persen.

Pelaku pasar juga akan menantikan memeriksa rilis notulensi rapat Komite Pasar Terbuka Federal sebelumnya yang dirilis hari Rabu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper