Bisnis.com, JAKARTA—Emiten multifinance PT Fuji Finance Indonesia Tbk. menganggarkan modal kerja sebesar Rp100 miliar untuk tahun ini.
Adapun sebagian sumber pendanaannya berasal dari dana perolehan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) yang senilai Rp33 miliar. Sementara itu, sisanya akan diambil dari kas internal.
Direktur Utama Fuji Finance Indonesia Anita Marta menjelaskan, perseroan akan konsentrasi untuk menyalurkan pembiayaan ke sektor energi terbarukan khususnya solar panel.
“Kami akan fokus pembiayaan energi terbarukan ke solar panel. Bank kan tidak bisa menyalurkan ke solar panel, jadi kami sebagai multifinance akan fokus di sana karena energi terbarukan juga ramah lingkungan,” katanya di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (9/7/2019).
Adapun selama ini, emiten bersandi saham FUJI tersebut telah banyak menyalurkan pembiayaan untuk sektor manufaktur, pabrik, infrastruktur, dan kesehatan.
Saat ini, perseroan tengah dalam tahap penjajakan untuk kerja sama bersama sejumlah pelanggan panel surya yang telah mengajukan permitaan.
Baca Juga
Konsentrasi pembiayaan ke panel surya ini nantinya diharapkan dapat mengangkat pendapatan dan laba FUJI sebesar 2—3 kali lipat pada tahun depan.
“Masih dalam tahap penjajakan, dalam waktu dekat kami akan ada pembiayaan untuk solar panel,” imbuh Anita.
Adapun, FUJI resmi menjadi emiten ke-26 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Perseroan melepas 300 juta saham atau setara dengan 23,08% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Selama masa penawaran umum, harga saham FUJI ditawarkan senilai Rp110 per saham dengan nilai nominal Rp100. Berdasarkan prospektus IPO, perseroan mencatatkan penurunan pendapatan pada tahun lalu sebesar 45,18% menjadi Rp5,39 miliar dari posisi Rp9,84 miliar pada 2017.
Adapun penurunan pendapatan tersebut seiring dengan bertambahnya beban sebesar 72,30% menjadi Rp3 miliar dari sebelumnya Rp1,74 miliar.
Selanjutnya, laba bersih tahun berjalan tercatat turun 70,49% menjadi Rp2,35 miliar selama 2018 dari tahun sebelumnya Rp5,62 miliar.