Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Yield Obligasi Berpotensi Turun, Ini Pendorongnya

Yield pasar obligasi berpotensi turun pada sisa tahun 2019 yang didorong faktor eksternal yakni penurunan yield Tresuri AS yang sempat menyentuh titik terendah sejak 2016 yakni 1,98% pada Rabu (3/7/2019).
Ilustrasi/www.hennionandwalsh.com
Ilustrasi/www.hennionandwalsh.com

Bisnis.com, JAKARTA -- Yield pasar obligasi berpotensi turun pada sisa tahun 2019 yang didorong faktor eksternal yakni penurunan yield Tresuri AS yang sempat menyentuh titik terendah sejak 2016 yakni 1,98% pada Rabu (3/7/2019).

Dari data Bloomberg, yield Tresuri AS bertenor 10 tahun pada kemarin sempat menyentuh 1,98%. Posisi tersebut pernah terjadi pada pengujung tahun 2016 sebelum akhirnya perlahan naik melampaui 2,5% pada kuartal I/2017. Setelah itu, yield Tresuri AS naik perlahan melewati 3% pada pengujung tahun 2018 dan terus turun hingga paruh pertama 2019.

Di sisi lain, yield obligasi pemerintah Indonesia bertenor 10 tahun mengalami penurunan paling tajam pada sejak awal Juni 2019. Yield obligasi pemerintah Indonesia bertenor 10 tahun sempat menyentuh 8,12% pada Januari dan menyentuh 7,26% pada akhir Juni.

Pengamat Pasar Modal, Anil Kumar mengatakan yield obligasi bakal terus turun ke kisaran 6,75% akibat adanya sentimen eksternal. Menurutnya, hal itulah yang akan mendorong pasar-pasar berkembang menjadi lebih menarik ketimbang pasar AS dan Eropa.

Oleh karena itu, bila sebelumnya diproyeksikan yield obligasi sebesar 7,25% hingga akhir tahun, dia menyebut faktor eksternal seperti penurunan suku bunga dari The Fed bakal mendorong yield obligasi RI menyentuh titik yang lebih rendah lagi di paruh kedua.

"Perubahan kebijakan suku bunga AS dan Eropa yang mengubah emerging market yang tidak disukai menjadi emerging market yang disukai," ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Rabu (3/7/2019).

Lebih lanjut, dia menyebut dengan turunnya yield tersebut, obligasi RI bakal semakin diburu oleh investor asing. Sementara itu, investor lokal cenderung melakukan aksi jual karena mereka telah mendapat keuntungan.

"Yang perlu diwaspadai jangan sampai investor lokal melakukan aksi jual obligasinya soalnya kelihatannya investor lokal udah untung," katanya.

Dihubungi terpisah, analis fixed income Capital Asset Manajemen Desmon Silitonga mengatakan yield pasar obligasi RI masih mungkin turun ke kisaran 7% hingga 7,1%. Alasannya, sentimen dari The Fed yang akan menurunkan suku bunga meskipun di paruh pertama, The Fed cenderung menahan suku bunga.

Selain itu, Bank Indonesia belum menurunkan suku bunga sehingga akan menjadi sentimen tambahan yang membuat yield instrumen obligasi bakal turun.

Kendati demikian, dia berujar untuk obligasi bertenor 10 tahun, yield saat ini sudah turun cukup signifikan dari 7,8% pada awal tahun ini bahkan sempat menyentuh 7,2%. Dia menyebut yield saat ini cukup wajar karena Bank Indonesia belum menurunkan suku bunga.

"Kalaupun [yield] turun ke bawah 7% agak sulit selama BI rate ditahan. Agak susah," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper