Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah tergelincir pada Selasa (2/7/2019), karena kekhawatiran pelemahan ekonomi global dapat mengurangi permintaan komoditas itu, melampaui keputusan OPEC untuk memperpanjang pemangkasan produksi hingga Maret mendatang.
Minyak mentah berjangka Brent, untuk pengiriman September turun 33 poin atau 0,5% menjadi US$64,73 per barel, pukul 07.34 WIB. Sehari sebelumnya, harga minyak itu naik lebih dari 2%.
Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) kontrak Agustus turun 48 poin atau 0,8% menjadi US$58,61 per barel, setelah menyentuh level tertinggi dalam 5 pekan terakhir, Senin (1/7/2019).
“Setelah 2,5 tahun pemangkasan produksi, efek dari hal itu tengah kehilangan tenaga,” kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA, New York, dikutip dari Reuters, Selasa (2/7/2019).
Dia menambahkan, pasar tetap gelisah tentang bagaimana permintaan minyak akan berjalan dengan baik selama beberapa bullan ke depan.
“Perang perdagangan tidak mungkin pulih dalam waktu ekat dan sementara bank sentral global diperkirakan memberikan stimbulus baru dalam beberapa bulan mendatang, aktivitas ekonomi melanjutkan tren pelemahan,” katanya.
Konflik perdagangan AS dan China telah menekan pasar global, memicu kekhawatiran tentang permintaan komoditas seperti minyak mentah.
Sebelumnya, Senin (1/7/2019), OPEC sepakat untuk memperpanjang pengurangan pasokan minyak hingga Maret 2020, sebagai upaya untuk menopang harga minyak mentah global.
OPEC dijadwalkan untuk bertemu dengan Rusia dan produsen lainnya, aliansi yang dikenal sebagai OPEC +, pada hari ini, Selasa (2/7/2019), untuk membahas pengurangan pasokan di tengah melonjaknya output AS.
Harga minyak juga berada di bawah tekanan baru dalam beberapa bulan terakhir seiring dengan meningkatnya pasokan AS.
Data terbaru menunjukkan, produsen minyak AS mencapai rekor produksi bulanan sebesar 12,16 juta barel per hari (bph) pada April. Meskipun produksi minyak serpih baru AS diperkirakan akan turun tahun ini dari tahun lalu.