Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja emiten perkebunan PT Provident Agro (PALM) berpotensi terkoreksi baik dari segi keuangan maupun produksi pada akhir tahun.
Direktur Keuangan PALM Devin Antonio Ridwan menyebutkan kinerja produksi kebun perseroan sedang tidak bagus.
Pasalnya pada kuartal I/2019, produksi tandan buah segar (TBS) hanya 21.177 ton atau turun 62,3% yoy, crude palm oil turun menjadi 6.419 ton atau 60,5% yoy, dan palm kernel turun 62,5% yoy.
Dalam setahun, PALM pun menargetkan produksi TBS sekitar 100.000 ton turun 40% dibandingkan dengan 2018. Sementara itu, produksi CPO berkisar di angka 30.000 ton atau turun 34%.
Sebagai informasi, anjloknya kinerja perusahaan karena , PALM telah melakukan divestasl empat entitas anak, yakni PT Transpacific Agra Industry (PAI), PT Sumatera Candi Kencana (SCK), PT Langgam Inti Hibrindo (LIH) dan PT Mutiara Sawit Seluma (MSS).
Adapun ketika ditanya alas an divestasi, Davin menyebut itu merupakan upaya perseroan menambah stakeholders value. Davin pun agak kesulitan dalam menentukan target pendapatan dan laba 2019.
Baca Juga
“Kalau mau memproyeksikan pendapatan susah, sekarang kami fokus produksi karena sekarang tidak bisa dibandingkan dengan tahun lalu,” katanya pada Rabu (26/6/2019).
Pada akhir tahun 2018, total luas lahan tertanam sebesar 6.122 ha. Sementara itu luas lahan tertanam dengan tanaman menghasllkan sebesar 5.176 ha dan Iahan tertanam yang belum menghasllkan sebesar 946 ha.
PALM, lanjutnya, tentu saja akan berupaya menaikkan pendapatan. Akan tetapi, semua tergantung dari sisi produksi yang optimal dan efisiensi biaya.
Lebih-lebih, dia menilai bahwa sejauh ini belum ada perbaikan dari sisi harga global CPO sehingga membuat PALM kesulitan menentukan target pendapatan.
Perseroan pun hanya mengalokasikan dana sejumlah Rp34 miliar untuk belanja modal tahun ini. Mayoritas penggunaanya diperuntukkan bagi peremajaan dan pemeliharaan kebun.