Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Terseret Sentimen Global, Rupiah Ikut Melemah

Indeks Harga Saham Gabungan tergelincir dari penguatannya dan berakhir di zona merah pada perdagangan hari ini, Rabu (26/6/2019).
Siluet karyawan di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (13/6/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Siluet karyawan di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (13/6/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan tergelincir dari penguatannya dan berakhir di zona merah pada perdagangan hari ini, Rabu (26/6/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup turun 0,16 persen atau 9,96 poin di level 6.310,49 dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan Selasa (25/6), IHSG mampu menguat 0,51 persen atau 31,98 poin dan berakhir di posisi 6.320,44.

Sebelum berakhir di zona merah, indeks sempat melanjutkan penguatannya dengan dibuka naik 0,05 persen atau 3,37 poin di level 6.323,81 pagi tadi. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 6.303,35 – 6.334,18.

Sebanyak tujuh dari sembilan sektor berakhir di wilayah negatif, dipimpin pertanian (-1,24 persen) dan aneka industri (-1,05 persen). Adapun sektor infrastruktur dan perdagangan masing-masing naik 0,35 persen dan 0,13 persen.

Dari 636 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 180 saham menguat, 225 saham melemah, dan 231 saham stagnan.

Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Astra International Tbk. (ASII) yang masing-masing turun 0,76 persen dan 1,36 persen menjadi penekan utama pergerakan IHSG di akhir perdagangan.

Dalam publikasi risetnya, tim analis Kresna Sekuritas melihat minimnya sentimen domestik membuat IHSG lebih dipengaruhi oleh sentimen global.

Bursa saham di Eropa melemah bersama sebagian besar indeks saham di Asia pada perdagangan hari ini, seiring dengan menyusutnya prospek pelonggaran kebijakan moneter oleh Federal Reserve AS.

Pada Selasa (25/6/2019), Gubernur Federal Reserve AS Jerome Powell menangkis tekanan pasar dan Presiden Donald Trump untuk menurunkan suku bunga acuan secara agresif pada Juli.

Dalam pidatonya di Dewan Hubungan Luar Negeri AS, Powell membela independensi bank sentral AS dari tekanan Presiden Trump dan pasar keuangan yang menginginkan penurunan suku bunga secara agresif.

Menyusul pernyataannya itu, bursa Wall Street AS berakhir melemah pada perdagangan Selasa (25/6), imbal hasil Treasury AS bertenor 10 tahun naik di atas 2 persen, dolar AS menguat, sedangkan harga emas berbalik turun.

Pergerakan mayoritas bursa saham di kawasan Asia seperti Jepang dan Australia pun terseret ke zona merah pada perdagangan Rabu (26/6). Indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang masing-masing turun 0,59 persen dan 0,51 persen.

Indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China masing-masing turun 0,19 persen dan 0,18 persen, sedangkan indeks FTSE Straits Times Singapura turun 0,1 persen.

Indeks MSCI world equity, yang melacak pergerakan saham di 47 negara, turun 0,16 persen, sementara indeks saham futures AS terindikasi dibuka di posisi lebih rendah, seperti dilansir Reuters.

Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 tergelincir dan berakhir melemah 0,35 persen atau 1,93 poin di level 553,88, setelah mampu menyentuh posisi 555,81 dengan penguatan 0,53 persen pada perdagangan Selasa (25/6).

Sementara itu, setelah mampu menguat selama enam hari perdagangan beruntun, rupiah mengakhiri keperkasaannya terhadap dolar AS dan berakhir melemah 53 poin atau 0,38 persen di level Rp14.178 per dolar AS pada Rabu (26/6).

Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di level 14.140-14.178 per dolar AS.

Saham-saham penekan IHSG:

 Kode

Penurunan (persen)

BBCA

-0,76

ASII

-1,36

UNVR

-0,88

TLKM

-0,75

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

Kenaikan (persen)

BBRI

+0,69

PGAS

+5,94

ISAT

+15,32

TAMU

+8,65

Sumber: Bloomberg

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper