Bisnis.com, JAKARTA - Data ekonomi Jerman yang lemah dan peringatan laba yang disampaikan Daimler menekan bursa saham Eropa berakhir di zona merah pada perdagangan Senin (24/6/2019).
Setelah naik sekitar 4 persen sepanjang Juni, indeks Stoxx 600 Eropa ditutup turun 0,25 persen pada perdagangan Senin. Mayoritas pasar utamanya bertengger di wilayah negatif, dipimpin oleh indeks DAX Frankfurt yang melemah 0,5 persen.
Namun, indeks FTSE London mampu naik 0,1 persen didorong kenaikan saham-saham defensif termasuk saham perawatan kesehatan. Pedagang juga mengacu pada pelemahan nilai tukar pound sterling, yang cenderung mengangkat perusahaan-perusahaan yang fokus secara internasional.
Dalam sepekan terakhir, Stoxx telah menunjukkan tanda-tanda pelemahan setelah memulihkan hampir semua penurunannya akibat aksi jual pada Mei yang dibantu oleh ekspektasi stimulus moneter berskala global.
Saham produsen mobil Mercedes-Benz Daimler turun 3,8 persen setelah memangkas prospek laba 2019 dan mengangkat provisi untuk isu-isu yang terkait dengan kendaraan dieselnya sebesar ratusan juta euro.
“Susunan tak berujung dari apa yang disebut efek satu kali (pada Daimler) menimbulkan pertanyaan mengenai proses, sistem informasi manajemen dan akhirnya akuntabilitas manajemen,” ujar analis Evercore ISI Arndt Ellinghorst dalam risetnya, seperti dilansir dari Reuters.
Saham Peers Volkswagen AG dan Bayerische Motoren Werke AG juga tergelincir, sekaligus membawa sektor otomotif Eropa turun 1,2 persen.
Hal itu, bersama dengan data yang menunjukkan penurunan antusiasme bisnis Jerman ke level terendahnya sejak November 2014 pada Juni, membuat indeks DAX membukukan sesi perdagangan terburuknya dalam sepekan.
Pada saat yang sama, pasar menantikan tatap muka Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G20 di Jepang pada 28-29 Juni. Perundingan perdagangan kedua negara gagal mencapai kesepakatan bulan lalu setelah AS menuding China mengingkari komitmen yang dibuat sebelumnya.
“Hasil dari pertemuan Trump-Xi menjanjikan implikasi signifikan bagi investor,” tulis Han Tan, Analis Pasar di FXTM. “Meski pertemuan itu adalah langkah besar untuk mengurangi ketegangan, pasar juga bisa menjadi kecewa.”