Bisnis.com, JAKARTA – Emiten perkebunan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (SSMS) mengalokasikan belanja modal sebesar US$30 juta untuk peningkatan operasional dan investasi fasilitas biogas.
Chief Financial Officer (CFO) SSMS Nicholas J. Whittle mengatakan mulai dari 2017—2020, anggaran belanja modal yang ditetapkan perseroan adalah kurang lebih US$30 juta per tahun. Rata-rata belanja modal itu akan dipakai untuk menunjang kegiatan operasional seperti pembangunan pabrik baru, penambahan alat kerja, peningkatan infrastruktur dan peremajaan kebun.
Untuk tahun ini, SSMS menambah satu pabrik kelapa sawit (PKS) dengan kapasitas 60 ton jam. Dengan begitu total kapasitas PKS perseroan menjadi 560 ton/jam. Whittle menyebut pembangunan PKS itu menjadi pengeluaran paling besar perusahaan perkebunan itu.
“Nilai investasi untuk 60 ton/jam sekitar US$13 juta. Akhir Agustus atau akhir tahun nanti pabrik itu akan bekerja. Pembangunan pabrik diperlukan sebab kebun itu secara yield sudah bisa memenuhi keperluan PKS,” katanya Selasa (25/6/2019).
SSMS, lanjutnya, masih akan berkemungkinan menambah PKS baru dalam 4-5 tahun ke depan sebab ada beberapa kebun yang akan optimal produksinya. “Ketika kebun muda sudah masuk tingkat produksi yang signifikan kami akan pasang pabrik supaya tidak ada bottle neck processing,” imbuhnya.
Selain itu, SSMS juga mengalokasikan belanja modal untuk pembangunan pabrik biogas sebesar US$4 juta dollar. Whittle menyebut dengan fasilitas tersebut perseroan dapat mendiversifikasi bisnisnya berupa listrik untuk operasional pabrik, pengganti diesel sampai gas tabungan.
Baca Juga
Rencananya SSMS akan membangun satu fasilitas pemrosesan biogas di tiap PKS. “Capex kami mulai terbagi untuk peningkatan fasilitas operasional dan fasilitas biogas yang membantu menghemat biaya operasi. Itu pun sejalan dengan skema sustainable,” katanya.
Sementara ketika ditanya perihal target pendapatan maupun laba, Whittle enggan menjawab. Pasalnya, pasar crude palm oil (CPO) saat ini sulit terprediksi. Alhasil, SSMS tidak menargetkan pertumbuhan sama sekali.
“Tapi yang pasti semester kedua ini sangat berperan bagi kami karena kami targetkan bisa berkontribusi 55% atas pendapatan. Semeseter pertama kami produksi CPO 500.000 ton naik dari tahun lalu 444.000 ton. Kami akan agresif tingkatkan terus produksi,” katanya.
Tahun ini pun SSMS harus menghentikan anggaran untuk discretion ring berupa pembangunan fasilitas pemukiman sekitar kebun bagi karyawan. Whittle menyebut di tengah kondisi mendung pada bisnis kelapa sawit pengeluaran itu harus disetop untuk sementara.
Berdasarkan data Bloomberg, kinerja saham SSMS pun tengah terkoreksi sedalam 18,8% selama tahun berjalan. SSMS dibuka pada level Rp1.010 pada hari ini dan ditutup menguat tipis 0,5%.