Bisnis.com, JAKARTA — Emiten penyedia layanan modem 4G untuk pelancong, PT Yelooo Integra Datanet Tbk. (Passpod) akan fokus menggarap bisnis inbound traveler pada tahun ini untuk meningkatkan penjualan.
Direktur Keuangan dan Operasional Passpod Wewy Susanto menyampaikan bahwa pasar inbound traveler ini belum disentuh oleh perseroan sebelumnya. “Kami melihat ada salah satu pasar yang sangat besar saat ini, untuk inbound turis. Pasar inbound ini belum kami sentuh sebelumnya, diharapkan bisa meningkatkan penjualan Passpod pada 2019,” kata Wewy dalam Paparan Publik Yelooo Integra Datanet di Jakarta, Kamis (20/6/2019).
Dirinya menjelaskan, emiten bersandi saham YELO tersebut telah melakukan survei pasar dan hasilnya memang pangsa pasar inbound traveler masih berpotensi cukup luas. Oleh karena pintu utama datangnya turis ke Indonesia berada di Bali, perseroan telah mulai menjajaki kerja sama dengan hotel-hotel di sana.
Nantinya, YELO akan menempatkan modem wi-fi perseroan di hotel-hotel berbintang lima dan empat tempat para turis menginap. Dengan demikian, apabila turis ingin menggunakan modem, mereka bisa langsung mengambilnya di hotel tersebut dan bisa langsung digunakan.
Adapun, strategi ini menyusul kerja sama joint venture perseroan dengan perusahaan penyedia layanan pembayaran asal Filipina, Weepay Payment Processing Corp. yang telah ditandatangani pada kuartal I/2019.
Kerja sama tersebut dalam rangka membentuk footprint perseroan di sana dan mendorong supaya para pekerja migran di FIlipina berminat liburan ke Indonesia.
Baca Juga
“Menurut kami ini akan jadi sweet spot untuk market kami dan kebetulan di Filipina juga layanan serupa belum begitu banyak,” ujar CEO Passpod Hiro Whardana.
Dia menambahkan, fokus ke pasar inbound traveler juga merupakan salah satu strategi perseroan menghadapi tantangan pelemahan nilai tukar rupiah akibat tensi perang dagang yang mempengaruhi minat pelancong tanah air ke luar negeri.
“Yang perlu diantisipasi adalah pengaruh nilai tukar akibat perang dagang. Walaupun itu terlalu jauh, tapi pengaruh nilai tukar bisa juga mempengaruhi durasi atau timing para traveler [dari Indonesia] untuk berkunjung keluar negeri,” ujar Hiro.
Adapun, sejauh ini kontribusi pendapatan terbesar perseroan masih berasal dari para pelancong yang keluar negeri (outbound traveler) dan menggunakan layanan modem dari Passpod.
Dengan melemahnya nilai tukar rupiah, Hiro mengkhawatirkan para pelancong Indonesia akan mengurangi durasinya di luar negeri walaupun secara jumlah pelancong tidak berkurang. Pasalnya, berkurangnya durasi pelanggan Passpod di luar negeri juga akan mempengaruhi pendapatan perseroan.
Selain menggarap pasar inbound traveler, YELO juga akan menambah diversifikasi produknya pada tahun ini, yaitu dengan menyediakan modem berbentuk simcard yang menyasar pelancong solo.
Hiro pun optimistis kinerja perseroan pada kuartal II/2019 dan semester II/2019 dapat jauh lebih baik ketimbang periode tiga bulan pertama tahun ini. Hal itu ditopang oleh momentum libur sekolah yang berdekatan dengan libur lebaran pada Juni—Juli.
“Kami melihat pada Juni—Juli itu masih akan ada traffic yang cukup baik. Kemudian setelah itu, tidak berapa lama juga libur akhir tahun juga akan datang,” kata Hiro.
Saat ini, tingkat traffic di website Passpod disebut Hiro sudah mencapai 70.000–100.000 per bulan. Untuk tahun ini, perseroan menetapkan traffic tersebut bisa meningkat ke kisaran 300.000—400.000 per bulan dengan jumlah transaksi sekitar 30.000—40.000.