Bisnis.com, JAKARTA -- Tertekannya kinerja indeks reksa dana saham dinilai akinat pelemahan saham berkapitalisasi besar (big caps) ketika investor asing ramai-ramai keluar dari pasar modal Indonesia beberapa bulan terakhir.
Berdasarkan data Infovesta Utama per 14 Juni 2019, kinerja indeks reksa dana saham masih mencatatkan kinerja negatif sepanjang tahun berjalan sebesar -2,58%, di bawah indeks acuannya IHSG yang berkinerja 0,90% ytd.
Wawan Hendrayana, Kepala Riset Infovesta Utama menilai penekan utama kinerja reksa dana saham berasal dari pelemahan sejumlah saham-saham berkapitalisasi besar (big caps), terutama sejak investor asing menarik modalnya keluar dari pasar modal tanah air pada bulan lalu.
Padahal, produk reksa dana saham yang berinvestasi di saham-saham kecil dan menengah justru mencatatkan kinerja yang baik dan tetap tinggi.
“Tapi kan lebih banyak reksa dana yang ikut big caps. Jadi, kalau sekarang ya kita menunggu pergerakan IHSG dan juga dua katalis tadi untuk bisa menggerakkan reksa dana saham,” kata Wawan kepada Bisnis.com, Senin (17/6/2019).
Selanjutnya, kinerja indeks reksa dana saham bisa kembali positif menjelang akhir tahun apabila diikuti dengan berlanjutnya performa positif IHSG.
Baca Juga
Adapun pada akhir perdagangan Senin (17/6/2019), IHSG ditutup melemah 0,96% ke level 6.190. Sejak awal tahun, indeks melemah 0,06%.
“Kami melihat [indeks reksa dana saham] masih bisa kembali positif karena memang biasanya agak legging antara pergerakan IHSG dengan reksa dana itu sendiri,” lanjut Wawan.
Dirinya menjelaskan, saham-saham yang dipilih manajer investasi ke dalam produk reksa dana saham sendiri masih beum sediversifikasi saham-saham yang mendongkrak IHSG.
Menurut Wawan, masih banyak pemilihan saham dari fund manager yang tidak setara dengan IHSG secara komposisi, sehingga return yang dicetak reksa dana saham berbeda dengan indeks acuannya.
Namun demikian, masih tersisa 6 bulan lagi menjelang akhir tahun bagi para fund manager untuk melakukan rebalancing aset dasar produk reksa dana sahamnya.
“Sepanjang IHSG terus positif, saya yakin fund manager masih punya waktu untuk terus rebalancing portofolio dan fokus ke saham-saham yang membuat IHSG naik,” tutur Wawan.
Sampai akhir tahun ini, Infovesta Utama belum mengubah target kinerja indeks reksa dana saham sebesar 10% secara rata-rata.
Wawan menambahkan, paling tidak hingga akhir kuartal III/2019 nanti masih akan dicermati apakah target tersebut akan direvisi atau tidak.
Adapun untuk saat ini, Wawan menilai, ada dua katalis besar yang ditunggu investor yaitu kepastian politik dan realisasi penurunan suku bunga dari Bank Sentral AS (Federal Reserve).
“Kalau The Fed turunkan suku bunga, ya saya rasa reksa dana akan melompat juga secara return karena cukup banyak reksa dana yang fokus kepada saham-saham keuangan,” imbuh Wawan.
Wawan pun menilai, sektor keuangan dan barang konsumer akan berpotensi membaik pada paruh kedua nanti. Selanjutnya, saham-saham sektor infrastruktur juga akan ikut menguat kendati tidak setinggi dua sektor tadi.