Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil melanjutkan penguatan pada perdagangan Jumat (14/6/2019), didorong oleh ekspektasi permintaan biofuel dari Indonesia.
Berdasarkan data Bloomberg, harga CPO kontrak pengiriman Agustus 2019 di Bursa Derivatif Malaysia menguat 0,50 persen atau 10,00 poin ke level 2.108 ringgit per ton, pukul 16:16 WIB.
Hal itu sekaligus melanjutkan tren positif sehari sebelumnya. Tercatat harga CPO berakhir menguat 0,95 persen atau 19,00 poin ke posisi 2.008 ringgit per ton.
Seorang trader mengatakan, rencana Indonesia, rival produsen sawit Malaysia, mewajibkan untuk meningkatkan kandungan bio dalam program biodiesel telah memberikan dukungan bagi harga minyak sawit di Negeri Jiran.
Indonesia, eksportir minyak sawit utama dunia itu bertujuan mewajibkan semua biodiesel memiliki kandungan bio sebanyak 30 persen, yang dikenal dengan nama B30, mulai tahun depan, naik dari 20 persen saat ini.
“Terlepas dari berita positif dari Indonesia, pasar di sini [Malaysia] lebih tinggi karena kurangnya penjual CPO,” kata trader yang berbasis di Kuala Lumpur.
Perkebunan kelapa sawit dilaporkan tidak menjual minyak sawit mentah mereka ke peurusahaan penyuling karena mencari harga yang lebih baik di tengah jeda produksi.
Namun, permintaan keseluruhan untuk minyak sayur ini tetap melambat. Hal itu tergambarkan dari pengiriman minyak sawit Malaysia yang menukik lebih dari 30 persen selama 1-10 Juni dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.
Sementara itu, konsumen minyak sawit utama dunia, yaitu India mengalami peningkatan impor komoditas itu sebesar 15,6 persen pada Mei, dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Hal itu karena harga yang lebih rendah dan permintaan musiman meningkatkan pengiriman.
Solvent Extractors Association of India melaporkan, pengiriman CPO pada Mei naik 15,6 persen menjadi 818.00 ton. Jumlah tersebut lebih tinggi dari perkiraan median oleh survei Bloomberg sebesar 804.00 ton.