Minyak Mentah Terbebani Laporan Industri, Batu Bara Newcastle Berakhir Stagnan

Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara di bursa komoditas Newcastle berakhir stagnan pada perdagangan kemarin, Selasa (11/6/2019), sedangkan batu bara Rotterdam melemah.

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak Juli 2019 ditutup tidak berubah pada level US75,75 per metrik ton, setelah dibuka menguat 1,65 persen di level US$77 per metrik ton.

Sementara di bursa ICE Rotterdam, harga batu bara untuk kontrak teraktif Juli 2019 ditutup melemah 3,78 persen atau 2,1 poin ke level US$53,40 per metrik ton.

Sementara itu, harga minyak mentah tergelincir setelah mampu berakhir sedikit lebih tinggi pada perdagangan Selasa, akibat terbebani laporan industri yang menunjukkan membengkaknya jumlah persediaan minyak AS.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Juli 2019 diperdagangkan di level US$53,07 per barel pada pukul 4.50 sore di New York Mercantile Exchange. WTI sebelumnya mampu berakhir naik tipis 0,01 poin di level US$53,27 per barel untuk perdagangan Selasa.

Adapun harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Agustus 2019 ditutup stagnan di level US$62,29 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London pada Selasa.

Dilansir dari Bloomberg, minyak beringsut lebih rendah di New York setelah American Petroleum Institute (API) dikabarkan melaporkan peningkatan stok minyak mentah sebesar 4,85 juta barel pekan lalu. Angka ini jauh meleset dari perkiraan analis dalam survei Bloomberg untuk penurunan sebesar 1 juta barel.

API juga melaporkan peningkatan suplai bensin sebesar 829.000 barel pekan lalu, sedangkan stok minyak distilat turun 3,46 juta barel.

Pada saat yang sama, stok minyak di Cushing, Oklahoma, pusat penyimpanan utama, tumbuh 2,37 juta barel. Jika data resmi Energy Information Administration (EIA) mengonfirmasikannya, maka kenaikan itu akan menjadi yang terbesar sejak Februari.

Sumber: Bloomberg