Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terkena Aksi Ambil Untung, IHSG Ditutup Turun 0,47 Persen

Indeks harga saham gabungan ditutup melemah pada akhir perdagangan Rabu (12/6/2019), setelah ditutup menguat selama dua hari terakhir.
Karyawan melintas di dekat layar penunjuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Karyawan melintas di dekat layar penunjuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA -- Indeks harga saham gabungan ditutup melemah pada akhir perdagangan Rabu (12/6/2019), setelah ditutup menguat selama dua hari terakhir.

IHSG terpantau turun tipis 0,47% atau 29,82 poin ke level 6.276 pada akhir perdagangan Rabu (12/6/2019). Adapun saham-saham sektor tambang dan sektor infrastruktur menjadi penekan utamanya dengan pelemahan masing-masing 1,7% dan 1,4%.

Analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi menjelaskan, adanya kekhawatiran prospek pembangunan infrastruktur yang sedikit terhambat kendati karena pergantian kabinet baru kendati produksi semen dalam negeri diperkirakan meningkat juga menjadi faktor penekan pergerakan indeks. Sementara itu, dari eksternal, sentimen negatif datang dari terkoreksinya harga minyak mentah global akibat strok persediaan di AS meningkat.

"Pelemahan ini menjadi sinyal aksi ambil untung investor jangka waktu dekat setelah menjenuh dari phase akumulasi," kata Lanjar melalui riset hariannya, Rabu (12/6/2019).

Sementara itu, rupiah ikut melemah tipis 0,01% kelevel Rp14.241 per dolar AS dan investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih sebesar Rp189,54 miliar.

Tak hanya bursa saham domestik, mayoritas pasar saham di Asia juga ditutup melemah. Indeks Nikkei ditutup -0.35%, indeks TOPIX -0.45%, indeks HangSeng -1.85% dan indesk Shanghai -0.76% seiring terkoreksinya indeks berjangka di AS. 

Terbaru, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa dirinya secara pribadi memegang kendali untuk tercapainya kesepakatan perdagangan dengan China dan tidak akan menyelesaikan perjanjian kecuali Beijing kembali ke persyaratan yang dinegosiasikan pada awal tahun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper