Bisnis.com, JAKARTA – Setelah hibernasi dalam libur Lebaran Indeks harga saham gabungan (IHSG) masih berpotensi mengalami penguatan saat dibuka kembali pada Senin (10/6/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup menguat 1,72 persen atau naik 105,11 poin ke level 6.209,117 pada penutupan perdagangan, Jumat (31/5). Adapun sepanjang periode berjalan 2019 (YTD) laju indeks mengalami penguatan tipis 0,24 persen.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan saat kembali dibuka IHSG akan padat dengan aksi beli. “Pembukaan akan diwarnai aksi beli lagi dan knaikan. [Penyebabnya] lebih ke capital inflow dan stabilnya perekonomian,” katanya kepada Bisnis pada Minggu (9/6/2019).
William mengatakan dinaikkannya peringkat utang Indonesia di atas level layak investasi (Investment Grade) oleh lembaga pemeringkat Standard and Poor's (S&P) akan turut mempengaruhi performa IHSG.
Dalam keterangannya S&P menaikkan peringkat pemerintah Indonesia ke BBB dengan alasan prospek pertumbuhan yang kuat dan kebijakan fiskal yang prudent. Menurut William ini akan mempengaruhi geliat pasar modal di pecan pertama setelah libur Lebaran.
Adapun sektor yang perlu mendapatkan sorotan adalah perbankan, konsumer, aneka industri dan infrastruktur. Menurutnya keempat sektor itu akan mengalami penguatan.
Sebelumnya, analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan terlihat pola long white closing marubozu candle yang mengindikasikan adanya potensi bullish continuation pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke area resistance.
Muhammad pun merekomendasikan sejumlah saham yang dapat menjadi pertimbangan investor, antara lain sebagai berikut.
AALI
Saat ini bahwa pergerakan harga bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan terlihat pola upward bar yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. “Akumulasi Beli” pada area level Rp 10.375 – Rp 10.575, dengan target harga secara bertahap di level Rp 10.725 dan Rp 10.900.
AKRA
Saat ini bahwa pergerakan harga bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan terlihat pola bullish spinning top candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. “Akumulasi Beli” pada area level Rp 3.820 – Rp 3.990, dengan target harga secara bertahap di level Rp 4.150, Rp 4.230 dan Rp 4.290.
ANTM
Terlihat pola upward bar yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. “Akumulasi Beli” pada area level Rp 715 – Rp 730, dengan target harga secara bertahap di level Rp 755, Rp 915, Rp 1.075 dan Rp 1.235.
BIRD
Pergerakan harga masih bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan terlihat pola inside bar yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. “Akumulasi Beli” pada area level Rp 2.930 – Rp 2.990, dengan target harga secara bertahap di level Rp 3.010, Rp 3.400 dan Rp 3.790.
GIAA
Pergerakan harga saham telah menguji garis MA 10 sehingga peluang terjadinya penguatan menuju ke resistance terbuka lebar. “Akumulasi Beli” pada area level Rp 430 – Rp 434, dengan target harga secara bertahap di level Rp 442, Rp 470 dan Rp 498.
SSIA
Pergerakan harga masih bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan terlihat pola tweezer bottom candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. “Akumulasi Beli” pada area level Rp 570 – Rp 590, dengan target harga secara bertahap di level Rp 620, Rp 640, Rp 695 dan Rp 750.