Bisnis.com, JAKARTA -- Melambatnya pertumbuhan ekonomi global menekan harga minyak dunia, di mana harga turun antara 0,3-0,4 persen.
Reuters melansir Selasa (4/6/2019), kondisi ini terjadi setelah para trader menjual kontrak berjangka minyaknya di tengah kekhawatiran atas prospek ekonomi dunia dan konsumsi minyak.
Harga kontrak berjangka minyak Brent turun 0,4 persen ke level US$61,06 per barel, lebih rendah dari sesi perdagangan sebelumnya. Adapun West Texas Intermediate (WTI) melemah 0,3 persen ke US$53,08 per barel.
Harga kontrak berjangka minyak jatuh sekitar 20 persen dari harga tertinggi pada akhir April 2019. Harga bulan lalu tercatat menjadi penurunan terdalam sejak November 2018.
Head of Commodity Strategy Saxo Bank Ole Hansen menuturkan ketatnya suplai menunjukkan fokus sekarang beralih ke naiknya risiko perlambatan pertumbuhan dan permintaan minyak. Dia melanjutkan eskalasi perang dagang AS-China menjadi risiko tambahan terhadap perlambatan ekonomi.
"Melambatnya aktivitas ekonomi sekarang mengancam siklus pertumbuhan permintaan [minyak]," tulis laporan Bank of America Merrill Lynch.
Menteri Energi Arab Saudi Khalid Al Falih mengatakan bahwa muncul konsensus dari negara-negara produsen untuk melanjutkan pembatasan produksi pada paruh kedua 2019 demi menjaga stabilitas pasar.
OPEC dan negara-negara sekutunya bakal memutuskan hal ini pada akhir Juni atau awal Juli.
Di sisi lain, produksi AS terus meningkat menjadi 12,3 juta barel per hari pada akhir Mei 2019. Angka ini di atas produksi Rusia yang sebanyak 11,1 juta barel per hari dan 9,65 juta barel per hari milik Arab Saudi.
Risiko Perlambatan Ekonomi Dunia Tekan Harga Minyak
Harga minyak dunia mengalami penurunan di tengah tekanan dari perlambatan ekonomi global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
17 jam yang lalu