Bisnis.com, JAKARTA — PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) diharapkan mampu memitigasi risiko dampak perselisihan antara Huawei Technologies Co. Ltd. dengan Amerika Serikat.
Etta Rusdiana Putra, Senior Analis Kresna Sekuritas menilai TLKM, di bawah kepemimpinan Ririek Adriansyah yang baru saja ditunjuk sebagai Direktur Utama, harus mampu memetakan risiko semakin agresifnya Huawei untuk berekspansi di Asia Tenggara setelah perseteruan dengan AS.
Dalam kondisi seperti itu, Etta berpendapat tantangan terbesar di TLKM Grup tahun ini adalah masuknya pemain yang dibekingi oleh pemain global seperti dari China atau Amerika Serikat. "Dengan dibatasinya akses penjualan teknologi Huawei, tidak menutup kemungkinan mereka akan melakukan ekspansi di Asia Tenggara," katanya, Senin (27/5/2019).
Akibat perseteruan dengan AS, produk Huawei dilarang masuk hingga dua tahun mendatang. Dengan begitu, Huawei perlu mencari pasar baru untuk mendistribusikan produk utamanya seperti prosesor, kabel jaringan serta handphone.
Di sisi lain, Etta juga menilai perusahaan pelat merah tersebut harus meningkatkan efisiensi operasional karena kompetisi bisnis di sektor telekomunikasi semakin ketat.
"Siapapun direktur Telkom Grup harus meningkatkan efisiensi operasional karena kompetisi masih akan ketat, terutama jika Hutchinson Tri Indonesia [H3I] berhasil menyelesaikan proses transformasi bisnisnya. H3I yang bisa menjadi kuda hitam," katanya.
Untuk saat ini, lanjutnya, jarak kinerja dengan kompetitor lain masih jauh. Akan tetapi ke depan, Etta nilai H3I bisa menjadi pesaing utama dari TLKM Grup. Lebih-lebih tekanan terhadap TLKM akan mengetat apabila wacana konsolidasi industri telekomunikasi benar terealisasi.