Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pelayaran, PT Soechi Lines Tbk. akan lebih mengoptimalkan kinerjanya pada tahun ini dengan memanfaatkan peluang aturan asas cabotage untuk transportasi laut Indonesia.
Investor Relations Soechi Lines Monalisa mengatakan bahwa dengan adanya asas cabotage telah memberikan peluang bagi perusahaan pelayaran nasional.
Menurutnya, perseroan memiliki posisi yang sangat baik untuk menangkap peluang dalam menyediakan kapal angkut dengan total kapasitas 1,58 juta DWT.
“Kami harapkan utilisasi tahun ini lebih baik, capaian utilitasi paling tinggi kami pernah di angka 95%” ujarnya dalam paparan publik perseroan, Selasa (15/5/2019).
Pada kuartal I/2019, utilisasi armada yang dimiliki emiten berkode saham SOCI itu itu sudah mencapai 92,7% dari 39 armada kapal, meningkat dari utilisasi armada tahun sebelumnya 83,5%.
Sepanjang kuartal I/2019, kapal-kapal milik SOCI tersebut telah berhasil membawa pulang pendapatan untuk perseroan senilai US$37 juta dengan porsi US$30,9 juta di antaranya adalah time charter dan US$6,1 juta adalah spot charter.
Baca Juga
Pendapatan SOCI meningkat 44,53% dibandingkan tahun sebelumnya US$25,6 juta.
“Tahun lalu banyak kapal kami yang harus menjalani dry docking, sehingga utilisasi kapal kami lebih sedikit,” jelasnya.
Selain itu, atas diberlakukannya asas cabotage di perairan laut Indonesia, peluang untuk lini bisnis galangan kapal menjadi terbuka lebar.
Monalisa mengatakan bahwa di Indonesia, jasa galangan kapal masih sangat sedikit. Sementara itu, kapal-kapal berbendera Indonesia sangat banyak jumlahnya.
Sekadar informasi, SOCI memiliki galangan kapal yang berlokasi di free trade zone yang berada di kawasan Karimun, Indonesia, sehingga memberikan keuntungan dalam hal perpajakan dan bea cukai untuk komponen-komponen impor.
“Target kami ke depannya di antaranya mengerjakan kapal-kapal kami sendiri, karena di segmen pelayaran kami juga banyak, nanti mungkin kami bisa ekspansi ke segmen yang lebih luas,” ungkapnya.
Dari lini bisnis galangan kapal, selama periode kuartal I/2019, perseroan telah mengantongi pendapatan US$3,3 juta, meningkat tipis dari tahun sebelumnya US$3 juta.
Adapun laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$6,2 juta, meningkat tajam dari catatan tahun sebelumnya senilai US$1,3 juta.
“Kalau pendapatan akan mengikuti utilisasi kapal, makanya kami menargetkan utilisasi kapal,” ujarnya.
Dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang digelar perseroan di Jakarta, Rabu (15/5/2019), diputuskan penggunaan laba bersih atas tahun buku 2018 di antaranya untuk pembayaran total dividen senilai Rp14,18 miliar atau Rp2 per saham
Sementara itu, US$200.000 dicadangkan sebagai laba ditahan perseroan.
“Kami akan gunakan sebagai modal kerja perusahaan,” pungkasnya.