Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Obligasi : Dibayangi Perang Dagang, Investor Masih Wait and See

Pilarmas Investindo Sekuritas memproyeksikan pasar obligasi melemah dengan potensi melemah terbatas. Para pelaku pasar dan investor masih wait and see untuk melihat perkembangan yang terjadi. 
SURAT UTANG NEGARA
SURAT UTANG NEGARA

Bisnis.com, JAKARTA -- Pilarmas Investindo Sekuritas memproyeksikan pasar obligasi melemah dengan potensi melemah terbatas. Para pelaku pasar dan investor masih wait and see untuk melihat perkembangan yang terjadi. 

Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas mengatakan, pasar obligasi masih mencatatkan penurunan kembali meskipun tidak sebanyak sebelumnya.

Namun, penurunan ini diperkirakan masih akan berlanjut di tengah ketidakpastian global dan domestik yang tinggi.

Menurutnya, saat ini imbal hasil sudah cukup menarik untuk obligasi 10 tahun dan 20 tahun tetapi kehati-hatian harus tetap diperhatikan untuk masuk ke dalam pasar obligasi.  

"Kami masih merekomendasikan wait and see hari ini," ujarnya melalui riset Rabu (15/5/2019).

Semtimen domestik hari ini akan datang data dari dalam negeri yaitu data ekspor dan impor, serta neraca perdagangan yang akan keluar hari ini. Selanjutnya, pertemuan Bank Sentral Indonesia juga menarik untuk disimak.

Berita perang dagang AS-Amerika kembali menghangat. Presiden Donald Trump mengatakan akan bertemu Presiden Xi Jinping pada pertemuan G20 bulan depan. 

Pertemuan ini bisa memberikan efek lebih baik atau buruk tergantung kepada keduanya. 

Kantor perwakilan dagang Amerika telah merilis daftar sekitar US$300 miliar termasuk di dalamnya pakaian anak anak, mainan, ponsel, dan notebook yang akan dikenakan tarif 25%.

Namun, di tengah tengah tekanan terhadap China, Trump menunjukkan seolah olah bahwa dia akan memenangkan kesepakatan ini.

Dalam pernyataannya terakhir Trump menyampaikan bahwa China membutuhkan kesepakatan ini. Hal inilah yang membuat Trump optimis bahwa keduanya akan menemui kesepakatan. 

Sejumlah ekonom di Amerika juga menyampaikan bahwa perang tarif yang terlalu ketat akan merugikan ekonomi AS dan global.

Namun, tampaknya Presiden Trump tidak berpikir demikian. Probabilitas resesi Amerika dalam 2 tahun ke depan makin tinggi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper