Bisnis.com, JAKARTA — Biaya yang dikeluarkan emiten perusahaan jasa transportasi darat PT Armada Berjaya Trans Tbk. saat melaksanakan penawaran umum perdana saham atau initial public offering membuat laba perseroan berbalik menjadi rugi sepanjang periode kuartal I/2019.
Emiten berkode saham JAYA tersebut mencatatkan rugi bersih senilai Rp1,91 miliar. Catatan tersebut membalikkan laba bersih yang dicatatkan perseroan pada tahun sebelumnya Rp755,62 juta.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, beban umum dan administrasi JAYA melonjak tajam dari Rp440,87 juta pada tahun sebelumnya menjadi Rp3,88 miliar.
Presiden Direktur Armada Berjaya Trans Darmawan Suryadi menjelaskan bahwa biaya tersebut merupakan faktor penekan laba perseroan paling besar sepanjang periode tersebut.
“Biaya sama audit dan lain-lain kalau tidak salah di kisaran Rp2,4 miliar,” ujarnya kepada Bisnis.com, Senin (13/5/2019).
Selain itu, kinerja perseroan dinilai masih belum maksimal sepanjang periode tersebut. Dia menjelaskan bahwa, menjelang pemilu, kondisi bisnis perseroan sedikit melesu.
Pada periode tersebut, Darmawan menjelaskan bahwa armada baru yang dibeli dengan dana yang didapat perseroan setelah menggelar IPO belum seluruhnya datang.
“Unit armada hasil ipo saja baru masuk semua di akhir April,” jelasnya.
Meski demikian, beberapa unit armada baru yang telah datang saat kuartal I/2019 telah berhasil meningkatkan pendapatan perseroan.
Sepanjang kuartal pertama, JAYA mencatatkan lonjakan pendapatan sebesar 104% menjadi Rp12,14 miliar dari catatan pada tahun sebelumnya senilai Rp5,94 miliar.
“Situasi setelah Pemilu lebih baik, kalau target belum bisa kasih,” pungkasnya.
Sekadar informasi, JAYA mencatatkan saham perdana (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 21 Februari dengan menawarkan harga perdana Rp 288 per saham dengan jumlah saham yang dilepas sebanyak 150 juta saham.
Dengan demikian, jumlah dana yang diperoleh dari aksi korporasi IPO ini mencapai Rp 43,20 miliar.
Di lantai bursa, pada perdagangan Senin (13/5/2019), saham JAYA ditutup melemah 1,57% atau 2 poin menuju Rp125 per saham.
Dalam periode satu bulan, saham JAYA terparkir di zona merah dengan pelemahan 14,97% dengan kapitalisasi pasar Rp46,88 miliar. Saham JAYA diperdagangkan dengan price earning ratio (PER) 24,61 kali.