Bisnis.com, JAKARTA -- PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. akan menerbitkan penawaran umum obligasi senilai Rp4,9 triliun guna membayar utang jangka panjang yang dimiliki perseroan.
General Manager of Corporate Communication Semen Indonesia Sigit Wahono mengatakan bahwa seluruh dana yang didapat tersebut akan digunakan untuk melunasi sebagian kredit sindikasi sebelumya.
“Dana yang diperoleh akan digunakan untuk melunasi utang jangka panjang dalam pengambilalihan saham milik PT Solusi Bangun Indonesia Tbk.,” ujarnya kepada Bisnis.com, dikutip Jumat (10/5/2019).
Adapun Semen Indonesia membeli 6.179.612.820 lembar saham atau setara 80,6% kepemilikan saham di PT Holcim Indonesia Tbk. senilai US$917 juta. Selain itu, perseroan merogoh kocek Rp2,83 triliun saat melakukan tender offer 1,35 miliar saham dengan harga Rp2.097 per saham.
Berdasarkan data perseroan, total pinjaman emiten berkode saham SMGR tersebut yang terhitung hingga Maret 2019 senilai US$926,70 juta atau senilai Rp13,07 triliun. “Kami refinancing sebagian kredit sindikasi, senilai obligasi Rp4,9 triliun,” tegasnya.
Sebagai informasi, perseroan berencana menerbitkan obligasi berkelanjutan senilai Rp4,9 triliun. Penawaran umum obligasi berkelanjutan I Semen Indonesia Tahap II Tahun 2019 tersebut merupakan lanjutan atau sisa dari penawaran umum obligasi berkelanjutan I dengan nilai maksimal Rp8 triliun. Adapun, obligasi tahap pertama dilakukan pada 2017 dengan nilai Rp3 triliun.
Baca Juga
Dari total Rp4,9 triliun, sekitar Rp3,48 triliun terbagi dalam dua seri yang dijamin dengan kesanggupan penuh.
Pada obligasi seri A jumlah obligasi yang ditawarkan adalah sebesar Rp2,83 triliun dengan kupon sebesar 9,00% per tahun, dengan jangka waktu lima tahun dengan tanggal jatuh tempo yaitu 28 Mei 2024.
Sementara itu, obligasi seri B jumlah obligasi yang ditawarkan adalah sebesar Rp654 miliar dengan kupon sebesar 9,10% per tahun. Jangka waktu obligasi seri B adalah tujuh tahun yang akan jatuh tempo pada 28 Mei 2026.
Kemudian, sisa dari jumlah pokok obligasi yang ditawarkan Rp1,41 triliun akan dijamin secara kesanggupan terbaik (best effort).
Sigit mengatakan bahwa opsi penerbitan obligasi menjadi opsi terbaik yang dipilih perseroan sebagai sumber pendanaan.“Perseroan memilih pendanaan melalui obligasi karena memiliki rate yang fix sehingga mengurangi resiko fluktuasi suku bunga,” pungkasnya.