Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah pada hari ini, Selasa (7/5/2019) bergerak bervariasi. Di satu sisi, ditekan oleh meningkatnya sengketa dagang Amerika Serikat dan China, tetapi di sisi lainnya dipengaruhi oleh kondisi geopolitik di Timur Tengah.
Data Bloomberg menujukkan, hingga pukul 12:15 WIB, harga minyak mentah West Texas Intermediate menguat tipis 0,08% atau 0,05 poin ke level US$62,30 per barel. Sebaliknya, harga minyak mentah Brent melemah tipis 0,22% atau 0,16 poin ke level US$71,06 per barel.
Asia Trade Point Futures mencatat, harga minyak mentah kembali menguat terbatas, setelah melemah lantaran pernyataan Trump soal tarif kenaikan yang menyulut ketegangan dengan China.
“China merupakan negara importir minyak mentah terbesar, jadi sangat wajar jika terjadi hal-hal negatif pada China akan berpengaruh pada harga minyak,” kata perusahaan broker keuangan yang berbasis di Jakarta tersebut, dikutip Bisnis.com dari laman resmi mereka, Selasa (7/5/2019).
Dalam perkembangan lain, Asia Trade Point Futures juga menyoroti ketegangan di Iran yang memicu kenaikan harga minyak. Hal ini karena pasar mengkhawatirkan pasokan minyak global terganggu.
Ketegangan tersebut dipicu oleh pernyataan pejabat Israel yang mengatakan bahwa ada dugaan Iran bakal menyerang kepentingan AS di Teluk Persia. Dalam situasi ini, Trump pun telah memerintahkan pasukan untuk siap siaga.
Baca Juga
“Pastinya situasi ini membuat harga minyak kembali bergejolak ditengah ancaman AS untuk mengenakan tarif impor terhadap barang-barang China hingga 25% senilai US$200 miliar,” tulisnya.
Setelah ini, perhatian pasar minyak akan tertuju pada persediaan minyak mingguan AS, setelah pekan sebelumnya membukukan kenaikan.
Stephen innes, Kepala Perdagangan di SPI Asset Management mengatakan bahwa persoalan geopolitik menyebabkan harga minyak meningkat. “Dengan langkah gertakan AS [terhadap Iran], harga minyak dengan cepat pulih dari kegemparan kemarin [karena ketegangan China dan AS],” katanya dikutip dari Bloomberg, Selasa (7/5/2019).
Untuk diketahui, Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton mengatakan, dalam sebuah pernyataan, pengerahan pesawat pengebom dan kapal induk USS Abraham Lincoln ke Timur Tengah untuk mengirim pesan yang tidak keliru kepada Iran, AS siap menanggapi setiap serangan.
Situasi memanas kembali terjadi di Timur Tengah, usai Iran beberapa pekan lalu mengancam akan memblokade Selat Hormuz. Jika blokade selat tersebut terjadi, titik pengiriman minyak dari Teluk Persia, bisa sangat terganggu.